Sabtu 07 Mar 2020 19:16 WIB

Saat Isu Corona Menyentil Tuhan

Terkadang orang yang salah ditegur malah ngotot.

Red: Joko Sadewo
Asma Nadia
Foto: Daan Yahya/Republika
Asma Nadia

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Asma Nadia

Entah kenapa, tiba-tiba saja saya teringat ceramah Ustadz Zainudin MZ yang sempat viral saat membaca berita seputar virus corona.

"Kadang-kadang temen ditegor ngotot. Biarin aja yang mabok gue, yang beli minuman gue,

mabok di rumah gue. Kenapa lu pusing?"

"Yang judi gue. Pake duit gue. Kenapa lu pusing?"

"Yang zina gue, kenapa lu ribut?"

"Iya...

Yang judi elo, yang mabok elo, yang zina elo.

Tapi judi, mabok, zina… maksiat Mas.

Kalau ini negeri kebanyakan maksiatnya, Allah marah.

Turun gempa bumi. Yang mampus bukan elo doang, monyong!"

Mungkin sulit menemukan orang lain yang bisa mengucapkan kata “monyong” dengan cara yang menghibur seperti beliau.

Saya juga tidak mengerti, kenapa peristiwa Titanic sekelabatan muncul dalam ingatan saat mendengar kabar  Corona. Kapal yang digadang sebagai unsinkable atau tidak bisa tengggelam, justru merangsek ke dalam lautan di hari pertama pelayaran.

Padahal saat lauching, ada yang berani mengatakan “Not even God himself could sink this ship.” Bahkan Tuhan saja tidak sanggup menengelamkan kapal ini.

Kebetulankah ketika kemudian kesombongan tersebut seolah terjawab  dengan 1.500 penumpang dan crew tewas. Ribuan nyawa yang tidak terlibat kesombongan ikut menjadi korban.

Berita terkait virus corona juga mengingatkan saya akan pidato Presiden Cina Xi Jinping yang disampaikannya pada peringatan HUT ke-70 RRC atau Hari Nasional China di bawah pemerintahan Partai Komunis Tiongkok.

"Tidak ada kekuatan yang dapat mengguncang pondasi negara besar ini," katanya.

Di bagaian lain ia berujar, "Tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan orang-orang Cina dan bangsa Cina untuk terus maju."

Di hari yang sama, militer Cina memamerkan bom nuklir dengan kecepatan super sonic, drone yang bisa membawa hulu ledak mematikan, bom raksasa berhulu ledak nuklir, dan berbagai persenjataan yang menakutkan.  Ya, menakutkan bagi manusia.

Mungkin, jika pernyataannya berbunyi “tidak ada kekuatan manusia” memang sulit dibantah.

Akan tetapi, jika mengacu tidak ada kekuatan, maka seakan-akan yang ditantang bukan sekadar manusia juga kekuatan alam, kekuatan Tuhan, bahkan kekuatan makhluk yang sangat mini bernama virus.

Ya, entah kenapa lembaran-lembaran  ingatan di atas yang  justru  merebak dan diam-diam membuat saya membatin istighfar- mengikuti  berita di media seputar virus corona.

Entah kenapa....

Jika kita kaji sejarah, berbagai kejadian ini akan membawa kita pada kisah Firaun, Abraha, Qorun yang kesombongan individu mengakibatkan ratusan hingga ribuan nyawa ikut tenggelam, tewas, dan terkubur.

Barangkali ada yang akan berkilah, semuanya cuma kebetulan. Atau sudah takdir. Meski jika merujuk penjelasan  gaya KH Zainudin alm, kalimat yang keluar sangat mungkin menjadi, “Elo yang sombong, yang lain kena hukuman, monyong!”

Manusia kecil, masih ada yang lebih kecil. Dan rangkaian sejarah memperlihatkan kepada kita betapa banyak yang kecil mampu mengalahkan yang besar. Fakta yang memberikan harapan, namun terselip teguran untuk siapa saja yang sudah merasa besar.

Jejak virus kecil yang mematikan itu sekarang sudah menyapa lebih dari 64 negara. Mari mengambil pelajaran. Hal terakhir yang kita butuhkan adalah arogansi macam apa pun.

Sebab sejak belasan abad silam   Allah SWT sudah mengingatkan,

“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (TQS al-Anfal [8]: 25)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement