Senin 09 Mar 2020 12:33 WIB

Harga Minyak Dunia Turun, BI: Deglobalisasi Semakin Nyata

Sejak awal Februari kondisi perekonomian global terus mengalami tantangan.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan 30 persen akibat kegagalan Organization of the Petroleum Exporting Countrie (OPEC) mencapai kesepakatan dengan sekutunya mengenai pengurangan produksi ini. Hal ini menyebabkan Arab Saudi memangkas harga karena dilaporkan akan meningkatkan produksi dan memicu kekhawatiran terjadinya perang dagang.

Penurunan ini ditanggapi oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Menurutnya kondisi ini semakin menunjukkann tren era globalisasi di dunia semakin menurun.

Baca Juga

“Dunia sedang hadapi penurunan globalisasi dan begitu cepatnya digitalisasi,” ujarnya saat acara Penandatangan Nota Kesepahaman Bank Indonesia, Kemenaker dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (9/3).

Perry mengatakan sejak awal Februari kondisi perekonomian global terus mengalami tantangan seperti perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan negara-negara mitra dagang utamanya, khususnya China. Kemudian terbaru penyebaran virus corona yang mengancam ekonomi global.

“Perang dagang awal Februari ada secerca harapan, ada sinar sedikit, merebak di pelangi tapi begitu muncul, redup kembali dengan corona. Corona sebar ke AS, Italia dll. Malam ini, pagi ini, kita dihentakan dengan perang oil, perang minyak yang kemudian membuat harganya turun dari 60 jadi 30. Ini contoh penurunan globalisasi,” jelasnya.

Harga minyak mentah berjangka Brent anjlok 30 persen menjadi 31,02 dolar AS per barel, level terendah sejak Februari 2016. Sedangkan harga minyak mentah AS West Texas Intermediate turun 27 persen menjadi 30 dolar AS per barel, level terendah sejak Februari 2016. Harga minyak WTI berada di jalur terburuk harian sejak Januari 1991 selama Perang Teluk.

Usai sempat turun pada awal, kerugian sedikit berkurang. Brent diperdagangkan 24,59 persen lebih rendah menjadi 34,14 dolar AS per barel dan minyak mentah berjangka AS lebih rendah 25,61 persen menjadi 30,71 dolar AS per barel. Pada sabtu pekan lalu, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan diskon besar-besaran harga jual minyaknya pada April.

Negara itu juga dilaporkan bersiap untuk meningkatkan produksinya di atas angka 10 juta barel per hari. Saat ini pemerintah Arab memompa produksi 9,7 juta barel per hari, tetapi memiliki kapasitas untuk meningkatkan hingga 12,5 juta barel per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement