Senin 09 Mar 2020 22:26 WIB

Buruh Migran Diduga Corona Dipastikan Negatif

Seorang buruh migran di Tulungagung sempat diduga mengidap virus corona

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.(CDC via AP, File)
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.(CDC via AP, File)

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Seorang buruh migran yang diduga mengidap virus corona atau COVID-19 dan dirawat di ruang isolasi RSUD dr. Iskak Tulungagung dipastikan negatif corona. Keterangan ini disampaikan Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, Supriyanto Dharmoredjo, Senin (9/3).

Ia menyatakan merujuk hasil uji laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI atas sampel swab tenggorokan pasien DS (41), maka dipastikan yang bersangkutan negatif mengidap COVID-19. "Hari ini sudah konfirm hasilnya. Secara laboratoris dinyatakan negatif (COVID-19). Jadi kami mohon masyarakat untuk tetap tenang. Karena yang di Tulungagung tidak ada satupun yang dinyatakan positif corona," kata dokter Pri, sapaan Supriyanto.

Baca Juga

Pasien itu kemudian diperkenankan pulang. Buruh migran asal Kecamatan Rejotangan yang telah lama bekerja di Hong Kong itu keluar dari ruang isolasi Pulmonary RSUD dr. Iskak dengan disambut suaminya yang telah menunggu di luar. DS sempat diisolasi selama lima hari yakni sejak 3-9 Februari 2020 di RSUD dr. Iskak Tulungagung.

"Hasil uji lab menyatakan pasien menderita penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Termasuk penyakit ringan sebenarnya, seperti influenza, tidak ada riwayat penyakit itu sebelumnya. Sehari tiba di rumah sakit, penyakitnya baru. Hasil lab negatif, pasien sudah boleh pulang," ujar dokter spesialis paru RSUD dr. Iskak Tulungagung, Mohammad Arfi.

Sebagai pencegahan, dokter Pri mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan cara menjaga pola hidup bersih. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir menjadi salah upaya untuk menjaga kesehatan diri.

"Tidak ada jalan lain yang efektif kecuali meningkatkan kewaspadaan diri sendiri. Menjaga agar daya tahan tubuh tidak turun dengan makan makanan yang cukup, istirahat cukup, kemudian hindari mengucek wajah dengan tangan yang belum dicuci, dan senantiasa mencuci tangan setiap usai menyentuh bahan di luar rumah," katanya. Ia juga meminta agar tiap kepala desa di Tulungagung segera melapor ke Dinas Kesehatan jika ada TKI yang baru pulang dari negara terpapar virus corona.

DS menceritakan ia sempat melakukan perjalanan ke China selama 10 hari sebelumnya mengalami radang tenggorokan. DS dan majikannya pergi ke Ghuangzou. Saat itu ia menderita flu namun dinyatakan negatif COVID-19. DS mengaku memang memiliki alergi musim dingin.

"Awalnya 23 Januari, bos saya mengajak ke China 10 hari. Itu kan lebaran China (Imlek). Saya kembali ke Hong Kong tanggal 2 Februari. Itu saya cuma flu sama batuk karena musim dingin," katanya usai keluar dari ruang isolasi.

Pemeriksaan dengan hasil yang sama juga dilakukan di Hong Kong. Baru pada 27 Februari 2020, DS pulang ke Indonesia dan mengeluhkan gangguan pernafasan atas. Karena punya riwayat berkunjung ke negara terpapar itulah DS akhirnya diisolasi sekitar sepekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement