Jumat 13 Mar 2020 01:48 WIB

Tekan Corona, PM Singapura Anjurkan Kegiatan Agama Dibatasi

Dua warga Singapura tertular Corona usai hadiri acara keagamaan di Selangor

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong meminta kegiatan keagamaan dibatasi untuk tekan virus Corona
Foto: Antara/ICom/AM IMF-WBG/Afriadi Hikmal
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong meminta kegiatan keagamaan dibatasi untuk tekan virus Corona

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dalam pidatonya yang disiarkan melalui televisi dan media sosial menganjurkan pertemuan keagamaan yang mempertemukan banyak orang dalam satu ruangan agar dibatasi demi menekan penyebaran pandemi virus corona (COVID-19).

Pernyataan itu disampaikan PM Lee setelah dua warga Singapura dinyatakan positif tertular COVID-19 setelah menghadiri acara keagamaan "Jhor Qudamak Malaysia 2020" di Masjid Seri Petaling, Selangor Malaysia. Otoritas terkait memperkirakan kurang lebih 90 warga Singapura menghadiri kegiatan tersebut.

"Kita harus waspada sebelum mengikuti kegiatan sebuah kelompok, termasuk kelompok agama. Kita sudah ada dua kasus yang melibatkan peserta himpunan/kelompok Tabligh (pengajian, red) yang besar baru-baru ini di Kuala Lumpur. Pada masa-masa genting sekarang ini saya harap anda paham mengurangi jumlah jamaah (yang berkumpul dalam satu tempat, red) dan mempersingkat waktu khotbah (ceramah, red)," kata PM Lee dalam pidato keduanya tentang penanganan COVID-19 di Singapura, Kamis (12/3) malam.

Pembatasan itu, menurut dia, perlu dilakukan demi keselamatan warga, mengingat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (11/3) menyatakan COVID-19 sebagai pandemi. Artinya, COVID-19 telah menyebar ke banyak negara/benua dalam waktu cepat dan menjangkiti banyak orang.

Dalam pidatonya itu, PM Lee memberi contoh kasus di Italia. "Lihat Italia, tiga kasus pada tiga minggu lalu. Hari ini lebih dari 3.000 kasus. Kita harus waspada," ujar dia.

Setelah kasus dua jamaah positif COVID-19, Dewan Agama Islam Singapura (MUIS) mengumumkan menutup kurang lebih 70 masjid dalam lima hari ke depan agar otoritas terkait dapat membersihkan ruangan dengan cairan disinfektan. Masjid mulai ditutup untuk masyarakat umum pada 13 hingga 27 Maret.

"Setiap kita memainkan peranan penting. Akhirnya sifat kemanusiaan kita yang akan memberi semangat ke para pekerja kita dan menyatukan kita sebagai sebuah negara. Ayo kita satukan usaha membasmi COVID-19 dengan menjaga kebersihan diri, keluarga, dan sekitar. Bersama-sama kita dapat mengatasi wabah ini," kata PM Lee dalam pidato yang disampaikan dalam Bahasa Melayu. Per Rabu (11/3), ada 178 pasien positif COVID-19 yang dirawat di Singapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement