Kamis 19 Mar 2020 12:49 WIB

RSHS Bandung akan Khusus Tangani Corona Jika Pasien Naik

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyiapkan 3 skenario jika jumlah pasien corona naik.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) di Ruang Isolasi Infeksi Khusus (RIIK) untuk wabah Virus Corona, di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, Jumat (24/1). (Abdan Syakura)
Foto: Abdan Syakura
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) di Ruang Isolasi Infeksi Khusus (RIIK) untuk wabah Virus Corona, di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, Jumat (24/1). (Abdan Syakura)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) siap membuat Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung khusus menangani pasien PDD virus corona (Covid-19). Hal itu akan dilakukan jika semakin banyak pasien yang masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP). 

Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, saat ini RSHS sudah memilik tiga skenario dalam menangani masyarakat dengan status PDP maupun mereka yang positif terjangkit virus corona. 

 

"Kemudian kalau bertambah nanti seluruh gedung yang ada di Kemuning (ruang khusus inspeksi) yang totalnya ada 250 tempat tidur akan dikonversi menjadi gedung Covid-19," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan Rabu malam (18/3).

 

Menurut Emil, dengan perubahan itu maka pasien lain yang selama ini ada di ruang Kemuning seperti mereka yang tengah dirawat karena TBC bisa dipindah ke rumah sakit lain untuk sementara.

 

Namun, kata dia, ketika jumlah PDP melebihi 250 orang maka RSHS kemungkinan akan menggunakan ruangan lain. Bahkan seluruhnya bisa dijadikan tempat pemeriksaan medis pasien. Dengan demikian seluruh pasien dengan penyakit apapun bakal didistribusikan ke rumah sakit lain yang memungkinkan.

 

"Kalau suatu hari masih butuh maka kita akan deklarasikan seluruh ruang perawatan di RSHS akan menjadi ruang khusus Covid-19," katanya.

 

Selain itu, kata dia, rumah sakit di sejumla daerah pun tengah dipersiapkan sehingga ketika ada pasien yang terpapar virus corona bisa langsung ditanggulangi. Menurut Emil, ia pun sudah melakukan koordinasi dengan pihak TNI khususnya Pangdam III Siliwangi agar fasilitas kesehatan yang mereka miliki bisa dipakai jika memang diperlukan dan mendesak. Dia telah mempersiapkan skema ketika jumlah PDP mencapai 500 atau lebih dari 1.000 orang. "Dan kalau memang ini terjadi kita sudah harus tahu konsekuensinya," katanya.

 

Emil mengatakan, ia sudah mencairkan dana sebesar Rp 48 miliar secara cepat agar bisa dibelanjakan untuk sesuatu yang berhubungan dengan keadaan darurat.

 

"Ini demi kebutuhan dalam penanganan (penyebaran virus corona)," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement