Jumat 10 Apr 2020 20:33 WIB

Berkah Kejujuran Syekh Abdul Qadir Jailani

Syekh Abdul Qadir Jailani dididik ibunya untuk selalu berkata jujur.

Red: Hasanul Rizqa
Ilustrasi Berkah Kejujuran Syekh Abdul Qadir Jailani
Foto: MgIt03
Ilustrasi Berkah Kejujuran Syekh Abdul Qadir Jailani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam hadis yang diriwayatkan 'Abdullah bin Mas'ud RA, Rasulullah bersabda, "Hendaklah kalian selalu berlaku jujur karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan seseorang ke surga. Dan apabila seseorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, akan dicatat di sisi Allah dirinya sebagai orang yang jujur".

Hadis sahih di atas menggambarkan keutamaan bersikap jujur. Allah SWT menyukai orang-orang yang jujur. Bahkan, hidayah-Nya dapat turun melalui perantaraan tindakan dan lisan yang berterus terang.

Baca Juga

Misalnya, kisah yang dialami Syekh Abdul Qadir al-Jailani berikut.

Saat dirinya masih remaja, Abdul Qadir hijrah dari Makkah ke Baghdad. Di kota berjuluk "Seribu Satu Malam" itu, ia ingin menuntut ilmu-ilmu agama. Ibundanya memberikan bekal uang sebanyak 40 dinar kepadanya.

"Tatkala sampai di daerah Hamdan, rombongan kami dicegat sekelompok perampok," kata Syekh Abdul Qadir menuturkan.

Salah seorang perampok menghunuskan pedangnya ke leher Abdul Qadir muda. "Apa yang kamu bawa!?" katanya.

"Uang 40 dinar," jawabnya.

Mendengar itu, si perampok mengira Abdul Qadir berkata selugas itu untuk membohonginya. Ia pun meninggalkan pemuda itu untuk kemudian menodongkan senjata ke anggota rombongan lain.

Setelah itu, perampok itu pergi, tetapi datang lagi seorang di antara mereka. "Apa yang kamu bawa!?" gertaknya.

Abdul Qadir pun mengatakan lagi, "Uang 40 dinar." Karena tak percaya, perampok itu pun kali ini membawa pemuda itu kepada pemimpinnya.

Bos para perampok itu pun mengajukan pertanyaan yang sama. Abdul Qadir menjawab apa adanya.

Lalu, pemimpin gerombolan itu berkata, "Apa yang membuatmu selalu berkata jujur?'

"Ibuku memerintahkanku untuk selalu berkata jujur, dan aku takut akan mengkhianatinya," jawab Abdul Qadir dengan tenang.

Tiba-tiba, pemimpin kelompok perampok itu ketakutan, lalu berteriak dan menyobek bajunya.

"Kamu takut jika mengkhianati janji ibumu, sedangkan aku tidak takut telah mengkhianati Allah!" seru dia.

Ia lalu memerintahkan para pengikutnya untuk mengembalikan semua yang telah diambil dari rombongan Abdul Qadir.

"Sesungguhnya aku bertobat kepada Allah lewat dirimu," kata dia kepada Abdul Qadir, "Sekarang engkau adalah pemimpin kami dalam bertobat."

Inilah berkah kejujuran yang dapat diambil dari kisah perjalanan hidup ulama besar Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Ia kukuh mempertahankan kejujuran. Berkah kejujuran itu telah mendatangkan hidayah dari Allah untuk orang-orang yang tadinya hidup dalam kegelapan.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هٰٓاَنْتُمْ اُولَاۤءِ تُحِبُّوْنَهُمْ وَلَا يُحِبُّوْنَكُمْ وَتُؤْمِنُوْنَ بِالْكِتٰبِ كُلِّهٖۚ وَاِذَا لَقُوْكُمْ قَالُوْٓا اٰمَنَّاۖ وَاِذَا خَلَوْا عَضُّوْا عَلَيْكُمُ الْاَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ ۗ قُلْ مُوْتُوْا بِغَيْظِكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ
Beginilah kamu! Kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, dan kamu beriman kepada semua kitab. Apabila mereka berjumpa kamu, mereka berkata, “Kami beriman,” dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari karena marah dan benci kepadamu. Katakanlah, “Matilah kamu karena kemarahanmu itu!” Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati.

(QS. Ali 'Imran ayat 119)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement