Senin 13 Apr 2020 15:22 WIB

Solopeduli Salurkan 500 Pakaian Hazmat untuk Tenaga Medis

stok APD tenaga medis Indonesia saat ini tengah menipis,

Rep: binti solikah/ Red: Hiru Muhammad
Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien pada kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/1/2020).
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien pada kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Lembaga Amil Zakat (LAZ) Solopeduli menyalurkan bantuan alat perlindungan diri (APD) berupa pakaian Hazmat untuk tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Totalnya, ada 500 set hazmat yang disalurkan untuk wilayah Soloraya, Yogyakarta, Semarang dan Bekasi.

"Rencana di April ini total penyaluran pakaian Hazmat yang akan kami berikan ada 500 set yang akan disalurkan di wilayah Soloraya, Semarang, Jogjakarta dan Bekasi," kata Direktur Pendayagunaan Solopeduli, Harjito, seperti tertulis dalam siaran pers, Senin (13/4).

Akhir pekan lalu, Solopeduli menyalurkan 25 set pakaian Hazmat masing-masing 13 set ke Puskesmas Masaran, Sragen dan 12 set ke Puskesmas Sumberlawang, Sragen. Selain itu, Solopeduli juga menyalurkan 42 set pakaian Hazmat untuk tenaga medis di wilayah Magelang.

Harjito menyatakan, penyaluran APD berupa pakaian Hazmat tersebut diharapkan bisa membantu tim medis dalam bertugas dan mencegah tertularnya Covid-19 yang telah menewaskan puluhan dokter di Indonesia.

"Seperti yang banyak diberitakan, stok APD tenaga medis Indonesia saat ini tengah menipis, sehingga banyak tenaga medis yang terpaksa menggunakan perlengkapan seadanya. Padahal mereka adalah pahlawan, garda terdepan yang sangat rentan terpapar Covid-19. Jangan sampai ada korban lagi dari tim medis," ucap Harjito.

Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Suberlawang, Prihatin Natalinawati, mengatakan, di puskesmas Sumberlawang minim APD. Padahal, ada warga Sumberlawang yang baru pulang dari Amerika dan Jepang serta pemudik dari wilayah lain di Indonesia. "Untuk melakukan cek mereka  butuh APD mas, nah padahal mereka jumlahnya banyak" kata Prihatin.

Menurutnya, yang menjadi perhatian khusus selain para pemudik dengan gejala maupun yang tanpa gejala, ada golongan lain yang rawan. Yakni ibu hamil yang suaminya merantau kini pulang untuk menunggu anaknya lahir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement