Selasa 21 Apr 2020 17:13 WIB

Sholat Sunnah Rawatib, Apa Saja dan Bagaimana Caranya?

Sholat sunnah rawatib termasuk amalan yang sangat dianjurkan.

Rep: Syalaby Ichsan/ Red: Nashih Nashrullah
Sholat sunnah rawatib termasuk amalan yang sangat dianjurkan. Ilustrasi sholat
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Sholat sunnah rawatib termasuk amalan yang sangat dianjurkan. Ilustrasi sholat

REPUBLIKA.CO.ID, Sholat sunnah rawatib sangat dianjurkan Rasulullah SAW. Ada banyak keutamaan melaksanakan sholat sunnah rawatib.  

Hadis yang diriwayatkan dari Ummu Habibah, istri Nabi SAW mengungkapkan Rasulullah SAW bersabda "Tidaklah seorang hamba Muslim mengerjakan sholat tathawwu' selain sholat fardhu, sebanyak dua belas rakaat dalam sehari semalam karena (mengharap ridha) Allah, melainkan Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga, (atau melainkan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di Surga)."(HR Muslim).

Baca Juga

Dalam riwayat at-Tirmidzi dan an-Nasa'i, dua belas rakaat yang dimaksud ditafsirkan sebagai empat rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat setelah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya dan dua rakaat sebelum Subuh." Meski demikian, ada juga ulama yang mengatakan, sholat sunnah rawatib dua rakaat sebelum Zuhur. Ini didasarkan dari sebuah dalil yang diriwayatkan Abdullah bin Umar.

Dari Abdullah bin Umar dia berkata: "Aku senantiasa mengerjakan sholat sepuluh rakaat dari Rasulullah SAW, dua rakaat sebelum dan sesudah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah Isya di rumahnya, dan dua rakaat sebelum sholat Subuh. Itulah saat ketika tidak ada yang masuk menemui Nabi. Hafshah memberitahuku bahwasanya jika seorang muazin telah mengumandangkan azan dan fajar telah terbit. Beliau pun mengerjakan sholat dua rakaat."

Dikutip dari Sholat-Sholat Sunah Rasulullah karangan Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul, sholat sunnah sebelum Subuh termasuk sholat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW. Sampai-sampai, Rasulullah SAW menjelaskan, dua rakaat sebelum Subuh itu lebih baik dari dunia dan seisinya.

Nabi SAW selalu mengerjakannya serta tidak pernah meninggalkannya baik saat berada di rumah atau dalam perjalanan. Hadis sahih dari Abu Maryam menceritakan, Rasulullah pernah dalam satu perjalanan malam. Di ambang Subuh, Rasulullah singgah kemudian tidur. Orang-orang pun ikut tidur. Mereka kemudian terbangun ketika matahari telah terbit menyinari. Rasulullah pun menyuruh muazin mengumandangkan azan. Kemudian, Nabi mengerjakan sholat dua rakaat sebelum sholat Subuh.

Rasulullah pun mencontohkan untuk berbaring di atas lambung kanan setelah menunaikan sholat sunnah itu. Meski demikian, apa yang dicontohkan itu bukan termasuk wajib, melainkan sunnah. Ini berdasarkan keterangan dari Aisyah yang diriwayatkan Imam Bukhari, Nabi terbiasa berbincang-bincang dengan Aisyah, jika tidak maka beliau berbaring,  setelah sholat sunnah tersebut hingga dikumandangkan ikamah sebagai tanda sholat.

Rasulullah SAW juga mencontohkan untuk mengerjakan sholat sunnah rawatib Maghrib di rumah. Kecuali, bagi yang berhalangan. Penekanan ini pernah disampaikan Rasulullah SAW saat mendatangi Bani Abdul Asyhal. 

Nabi  mengerjakan sholat Maghrib bersama mereka. Setelah mengucap salam, orang-orang lalu berdiri untuk mengerjakan sholat sunnah. Dia pun berkata, "Kerjakanlah kedua rakaat ini di rumah kalian masing-masing." Diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud dan An Nasai.

Aisyah RA juga menjelaskan sholat sunnah rawatib di rumah saat ditanya oleh Abdullah bin Syaqiq. Menurut Aisyah, Rasulullah SAW biasa sholat sunnah empat rakaat di rumah sebelum sholat Zuhur. Kemudian, Rasulullah berangkat dan mengerjakan sholat Zuhur berjamaah di masjid. Setelah itu, Nabi masuk rumah lagi dan mengerjakan sholat dua rakaat. Dia juga biasa mengerjakan sholat Maghrib bersama orang-orang lalu masuk rumah lagi dan mengerjakan sholat sunnah dua rakaat

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement