Rabu 22 Apr 2020 17:27 WIB

MRT Jakarta Kembali Tutup Operasional Dua Stasiun

Sebelumnya operasional tiga stasiun MRT juga sudah ditutup sejak Senin.

Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.Penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) masuk di Stasiun Istora Senayan, Jakarta.
Foto: Republika/ Wihdan
Ilustrasi.Penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) masuk di Stasiun Istora Senayan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta (Perseroda) kembali menutup operasional dua stasiun mulai besok. Sebelumnya sejak Senin (20/4) tiga stasiun sudah ditutup yakni Stasiun ASEAN, Stasiun Blok A, dan Stasiun Haji Nawi.

"Mulai hari Kamis, 23 April 2020 besok, dua stasiun akan tutup, yaitu Stasiun Istora Mandiri, dan Setiabudi Astra," kata Direktur Operasional dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/4). Menurut dia, Ratangga juga tidak akan berhenti di dua stasiun itu.

Masyarakat yang sebelumnya membutuhkan layanan di dua stasiun yang akan ditutup pada Kamis (23/4) agar menggunakan layanan TransJakarta yang melewati koridor 1V dengan rute Lebak Bulus-Bundaran HI yang tersedia mulai pukul 06.00-18.00 WIB.

Dua stasiun MRT Jakarta itu ditutup karena berkurangnya jumlah penumpang setiap harinya selama masa pandemi Covid-19.

Tercatat rata-rata penumpang selama dua hari terakhir, yaitu Senin (20/4)-Selasa (21/4) hanya mencapai sekitar 4.500 penumpang.

Selama masa pandemi Covid-19, MRT Jakarta sebelumnya telah melakukan pembatasan waktu operasional dan pembatasan jumlah penumpang dalam satu gerbong.

Pembatasan jam operasional dilakukan dengan mengurangi waktu layanan menjadi pukul 06.00 WIB-18.00 WIB dan membatasi jumlah penumpang dalam satu gerbong menjadi 60 orang.

Pencegahan lainnya yang telah dilakukan MRT Jakarta dalam mencegah Covid-19 adalah melakukan pengecekan suhu tubuh setiap penumpang yang akan masuk stasiun dan menyediakan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) di stasiun.

PT MRT Jakarta (Perseroda) mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam mengimbau masyarakat agar bekerja, belajar dan beribadah dari rumah guna menghambat penyebaran virus corona (Covid-19).

"Mari bersama-sama cegah penyebaran virus coronadengan terus menjaga kesehatan, kebersihan diri (personal hygiene) dan membatasi bepergian hanya untuk kebutuhan mendesak," kata Efendi.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَفَمَنْ كَانَ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖ وَيَتْلُوْهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰىٓ اِمَامًا وَّرَحْمَةًۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ مِنَ الْاَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهٗ فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْهُ اِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Maka apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata (Al-Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti oleh saksi dari-Nya dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka beriman kepadanya (Al-Qur'an). Barangsiapa mengingkarinya (Al-Qur'an) di antara kelompok-kelompok (orang Quraisy), maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur'an. Sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.

(QS. Hud ayat 17)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement