Selasa 05 May 2020 03:20 WIB

Iman Banyak Tingkatannya? Ini Kata Syekh Nawawi Banten

Syekh Nawawi Banten menjelaskan macam-macam iman.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Nawawi Banten menjelaskan macam-macam iman. Berdoa/Ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan
Syekh Nawawi Banten menjelaskan macam-macam iman. Berdoa/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rukun iman yang pertama adalah beriman kepada Allah SWT. Syekh Allamah Muhammab bin Umar An Nawawi Al Bantani dalam Kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja menjelaskan tentang iman kepada Allah SWT.

Syekh An Nawawi menjelaskan, barang siapa meninggalkan empat kata ini maka imannya telah sempurna. Yaitu kata di mana (Allah), bagaimana (Allah), kapan (Allah) dan berapa (Allah).  

Baca Juga

Apabila ada orang bertanya, di mana Allah? Maka jawabnya adalah Allah tidak bertempat dan tidak mengalami perjalanan waktu. 

Apabila ada orang bertanya, bagaimana Allah? Maka jawabnya adalah Allah tidak sama dengan sesuatu apapun.

Apabila ada orang bertanya, kapan Allah itu ada? Maka jawabnya adalah Allah ada tanpa permulaan dan tidak akan pernah berakhir. Apabila ada orang bertanya berapakah Allah itu? Maka jawabnya adalah Allah adalah satu yang bukan dari hal sedikit. Qul huwallahu aḥad, artinya, “Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha-esa.” (QS Al Ikhlas ayat 1).

Syekh Nawawi juga menjelaskan beriman kepada Allah SWT secara tafsil (terperinci). Sesungguhnya Allah Yang Maha-ada (Maujud), Dahulu (Qodim), Kekal (Baqi), Berbeda dengan makhluk (Mukholif lil hawadits), Tidak membutuhkan siapa dan apapun (Mustaghnin 'an kulli syaik), Esa (Wahid), Kuasa (Qodir), Berkehendak (Murid), Mengetahui ('Alim), Mendengar (Sami'), Melihat (Bashir), Berfirman (Mutakallim), dan meyakini secara ijmal (global) bahwa sesungguhnya Allah memiliki kesempurnaan yang tiada batas. 

Syekh Nawawi juga menjelaskan ada lima tingkatan iman. Pertama, iman taqlid yaitu mantap dan percaya dengan ucapan orang lain tanpa mengetahui dalilnya. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini dianggap sah keimanannya. Tetapi berdosa karena meninggalkan upaya mencari dalil apabila orang tersebut mampu untuk menemukannya.

Kedua, iman ilmi yaitu mengetahui akidah-akidah beserta dalil-dalilnya. Tingkatan keimanan ini disebut ilmu yaqin. 

Menurut Syekh Nawawi, orang yang memiliki keimanan tingkat pertama dan kedua termasuk orang yang terhalang jauh dari Dzat Allah Ta'aala.

Ketiga, iman irfan yaitu mengetahui Allah dengan pengawasan hati. Oleh karena itu Allah tidak hilang dari hati sekedip mata pun karena rasa takut kepada-Nya selalu ada di hati. 

Sehingga seolah-olah orang yang memiliki tingkatan keimanan ini melihat Allah di maqom muroqobah atau derajat pengawasan hati. Tingkat keimanan ini disebut dengan ainul yaqin.

Keempat, iman haq yaitu melihat Allah dengan hati. Tingkatan keimanan ini seperti yang disampaikan para ulama, yakni orang yang makrifat. Orang tersebut dapat melihat Allah dalam segala sesuatu.

Tingkat keimanan ini berada di maqom musyahadah dan disebut dengan haq al-yaqiin. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini adalah orang yang terhalang jauh dari selain Allah.

Kelima, iman hakikat yaitu sirna bersama Allah dan mabuk karena cinta kepada-Nya. Oleh karena itu, orang yang memiliki tingkatan keimanan ini hanya melihat Allah seperti orang yang tenggelam di dalam lautan dan tidak melihat adanya tepi pantai sama sekali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement