Selasa 12 May 2020 15:17 WIB

Taufik Hidayat tak Pernah Lihat Rekaman Video Pertandingan

Bagi Taufik memilih profesi menjadi atlet adalah seperti perjudian.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai seorang atlet, menyaksikan rekaman pertandingan saat dirinya tengah bertanding bisa dibilang satu hal yang wajib untuk bahan evaluasi. Namun ternyata hal ini tidak berlaku bagi peraih emas Olimpiade 2004, Taufik Hidayat.

Saat wawancara dengan Deddy Corbuzier dalam sebuah kanal YouTube, Taufik Hidayat mengungkapkan, ia tidak pernah menyaksikan rekaman pertandingan selama berkarier sebagai pemain bulu tangkis.

Baca Juga

"Pelatih meminta saya menyaksikan pertandingan yang saya mainkan, untuk bahan evaluasi. Tetapi saya tidak pernah mau. Itu saya lakukan sebelum saya ngetop, rasanya tidak nyaman saja melihat saya sendiri," kata Taufik, Senin (12/5).

Dalam wawancara tersebut, Taufik juga mengungkapkan kalau memilih profesi menjadi atlet adalah seperti perjudian. Tidak banyak atlet yang menjadi sukses. "Mungkin dari seratus orang, ada empat atau lima sukses itu sudah bagus. Tetapi itu butuh kerja keras dan pengorbanan untuk bisa menjadi sukses," jelasnya.

Itulah sebabnya, menantu dari Agum Gumelar ini tidak menginginkan anaknya memilih profesi sebagai atlet. "Anak saya yang lelaki bisa main bulu tangkis, sepak bola, dan basket, tetapi saya lebih mengarahkan fokus sekolah. Karena jadi atlet itu gambling."

Namun, Taufik menambahkan, kalau nanti anaknya yang meminta sendiri, sebagai orang tua tentu ia akan mendukung. "Tapi pasti nanti akan membandingkan prestasi anak dan orang tuanya. Lihat saja Icuk Sugiarto yang juara dunia. Anaknya Tommy banyak dibandingkan. Dan ini menjadi beban yang berat untuk anak," jelasnya.

Meski begitu, Taufik mengakui kalau atlet bisa sukses maka penghasilannya bisa sangat besar. "Sebagai contoh pasangan nomor satu dunia saat ini Kevin/Marcus yang dikontrak satu juta dollar AS setahun oleh sponsor (belum dari hadiah juara turnamen dan bonus). Tapi kan tidak banyak atlet yang sukses, angkatan saya saja coba bagaimana sekarang nasibnya," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement