Kamis 14 May 2020 18:47 WIB

Kecamatan Sayung Terendam Rob Parah

Dari 20 desa yang ada di kecamatan Sayung sebanyak 13 desa terkena rob.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga berjalan menembus jalan desa yang terendam limpasan air laut ke daratan (rob). ilustrasi
Foto: Antara/Aji Setyawan
Warga berjalan menembus jalan desa yang terendam limpasan air laut ke daratan (rob). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Air pasang (rob) yang kembali menggenang sebagian wilayah Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak kembali menyulitkan warga. Dalam sepekan terakhir, ketinggian genangan rob membuat aktivitas warga setempat terganggu.

"Puncaknya memang tiga hari terakhir,  genangan rob mencapai setinggi paha orang dewasa atau lebih dari 60 centimeter," ungkap Komari (25) salah satu warga Desa Sriwulan, Kecamatan Sayung, Kamis (14/5).

Baca Juga

Tak hanya jalanan utama desa, pada saat air pasang tersebut juga menggenangi rumah- rumah warga. Warga pun harus melakukan aktivitas dengan lantai rumah yang tergenang rob.

Ia mengungkapkan, genangan rob di wilayah Kecamatan Sayung saat ini semakin parah. Dari 20 desa yang ada di kecamatan Sayung sebanyak 13 desa di antaranya, atau separuh lebih sekarang sudah menjadi langganan genangan rob.

Desa yang terendam rob antara lain Desa Sriwulan, Bedono, Purwosari, Sidogemah, Timbulsloko, Sayung, Loireng, Gemulak, Tugu, Tambakroto, Surodadi, Sidorejo serta Desa Banjarsari.

"Semakin dekat dengan kawasan pesisir atau garis pantai, genangan rob di kawasan pemukiman akan semakin parah. Sehingga sangat mengganggu berbagai aktivitas warga," ungkapnya, melalui sambungan telepon.

Komari juga mengungkapkan, berpatokan pada data prakiraan pasang surut harian yang dikeluarkan Stasiun Meterologi Maritim Tanjung Emas, Kamis ini merupakan puncak genangan rob periode April- Mei.

"Air rob berangsur naik mulai pukul 11.00 WIB dan akan kembali normal pada pukul 19.00 WIB. Sedangkan puncak genangan rob bakal berlangsung pukul 14.00 hingga pukul 16.00 WIB dengan ketinggian air mencapai 1 meter," tambahnya.

Terkait persoalan rob di Kecamatan Sayung ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku, selalu memantau perkembangan rob yang terjadi di Kabupaten Demak tersebut.

Bahkan, Pemprov Jawa Tengah juga sudah meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana dan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah untuk bekerja ekstra menangani.

"Saya minta mana yang bisa dipompa dan dimasukkan ke kali Sringin, maka harus dilakukan. Hari ini juga sudah dicek ke lapangan, saya minta semua yang berkompeten ikut terjun agar terkendali dan tidak terjadi gangguan," katanya.

Dari laporan yang diterima gubernur, kondisi rob di wilayah Kecamatan Sayung pada bulan Mei ini memang cukup tinggi. Salah satu faktornya adalah belum  rampungnya sejumlah proyek pengendalian rob yang sedang digarap.

Proyek-proyek yang masih dikerjakan antara lain proyek tanggul raksasa di Pekalongan, yang saat ini sudah hampir rampung. Selanjutnya, proyek normalisasi sungai, kolam retensi dan polder di Kota Semarang juga sudah ada yang berjalan.

Hal itu membuat persoalan rob di kedua daerah tersebut mulai terkendali. "Itu prosesnya memang lama, di Semarang saja butuh waktu lima tahun persiapan, dan hari ini sudah mulai ada hasilnya," ucap gubernur.

Sedangkan kondisi rob Sayung, lanjut Ganjar memang cukup parah. Banyak warga yang marah-marah kepadanya, karena rob di Sayung memang semakin mengganggu dan menghambat aktivitas warga setempat. Kondisi rob memang naik mulai tanggal 10 Mei lalu.

Hal itu terjadi karena daya tarik bulan tinggi sehingga air laut naik. Kondisi terparah terjadi hari ini hingga tanggal 16 Mei lusa dan akan mulai surut pada tanggal 17 Mei.

"Sayung memang menjadi perhatian saya secara khusus. Hanya saya harus menjelaskan pada masyarakat, kami akan menyelesaikan itu dengan program Tol Laut. Tapi karena proyek itu belum selesai, maka saya minta masyarakat bersabar," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement