Rabu 20 May 2020 19:20 WIB

Senator: PSBB Perlu Diperpanjang, Relaksasi Harus Hati-Hati

Senator mengatakan PSBB perlu diperpanjang dan kebijakan relaksasi harus hati-hati.

Rep: Ali Mansur/ Red: Bayu Hermawan
Fahira Idris
Foto: Instagram Fahira Idris
Fahira Idris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator DKI Jakarta Fahira Idris mendukung langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 4 Juni 2020. Fahira juga meminta pemerintah konsisten dalam menjalankan PSBB, dan warga disiplin serta patuh mentaati semua aturan PSBB.

"Strategi utama yang dipilih Pemerintah Pusat kan hanya PSBB yang bisa dikategorikan sebagai kebijakan moderat. Makanya memang harus ada perpanjangan dan kita semua harus lebih disiplin dan taat, termasuk para pengambil kebijakan yang juga harus konsisten menegakkan PSBB," ujar Senator DKI Jakarta, Fahira Idris, dalam pesan singkatnya, Rabu (20/5).

Baca Juga

Lanjut Fahira, jika masyarakat disiplin, para pengambil kebijakan konsisten, kemungkinan kasus Covid-19 turun dan PSBB baik di DKI maupun daerah lain tidak perlu lagi diperpanjang. Namun jika yang terjadi sebaliknya, dan terus berada dalam ketidakpastian. Menurutnya, walau terjadi pelambatan tetapi perpanjangan PSBB harus dilakukan dan ini yang harus ditempuh DKI Jakarta sebagai daerah epicenter.

Saat ini, kata Fahira, angka reproduksi Covid-19 di DKI Jakarta masih 1,1 atau satu orang yang terinfeksi Covid-19 masih menularkan ke satu orang. Sedangkan berdasarkan analisa data secara ilmiah angka reproduksi harus di bawah 1 sebagai indikator untuk membuka kembali secara bertahap berbagai aktivitas dengan protokol kesehatan atau kehidupan new normal

"Penurunan angka reproduksi Covid-19 hanya bisa terjadi jika kebijakan PSBB konsisten dijalankan Pemerintah dan warga mentaati semua aturan PSBB," Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI ini.

Namun menurut Fahira, meski nanti terjadi penurunan kasus, pelonggaran atau relaksasi, bahkan penghentian PSBB harus diterapkan secara hati-hati. Ini karena, terdapat kekhawatiran gelombang kedua lonjakan kasus virus corona yang mulai terjadi di negara-negara yang kini juga tengah mulai membuka aktivitasnya antara lain di Tiongkok, Korea Selatan, dan Jerman.

'Kita harus benar-benar mensiasati dan mencari strategi yang tepat dan terukur agar jika nanti ada pelonggaran ataupun penerapan PSBB tidak diperpanjang lagi dan kita menjalani kehidupan new normal menutup celah terjadinya gelombang kedua. Ini harus menjadi perhatian semua," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement