Jumat 22 May 2020 09:48 WIB

Muslim di Taiwan Rayakan Idul Fitri 1441 H di rumah

Pekerja migran Muslim untuk mengikuti pedoman Covid-19 pemerintah

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Hiru Muhammad
Umat Muslim beribadah di Masjid Raya Taipei, Taiwan.
Foto: EPA
Umat Muslim beribadah di Masjid Raya Taipei, Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI--Alih-alih merayakan hari raya Idul Fitri 1441 H di masjid, umat Muslim di Taiwan tahun ini akan beribadah di rumah masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 yang lebih luas.

Idul Fitri merupakan penanda akhir bulan puasa Ramadhan. Sekitar 300.000 Muslim di Taiwan akan merayakan hari raya di luar kebiasaan mereka sebelumnya.

Dikutip dari The China Post, umat Muslim di Taiwan biasanya merayakan Idul Fitri dengan berdoa di masjid. Setelahnya mereka akan berkumpul dengan teman dan kerabat di tempat-tempat ramai, seperti stasiun kereta api dan taman.

Tahun ini, dengan adanya pedoman jaga jarak sosial yang dikeluarkan pemerintah setempat, Masjid Agung Taipei membatalkan sholat Idul Fitri untuk pertama kalinya dalam 60 tahun. "Kita tidak bisa menjamin bahwa jamaah akan tetap menjaga jarak atau terpisah sejauh 1,5 meter," ucap salah satu petugas masjid, Wang Meng-long, Jumat (22/5).

Masjid-masjid di Taoyuan dan Taichung juga telah membuat keputusan serupa. Hal ini disampaikan seorang aktivis sosial dan imigran generasi kedua, Kimyung Keng.

Stasiun Kereta Taipei merupakan salah satu tempat berkumpul untuk merayakan Idul Fitri yang paling populer. Namun pertemuan massal telah dilarang hingga akhir Juli, sebagai bagian dari langkah-langkah pencegahan Covid-19 Pemerintah Taiwan.

Sebagai upaya untuk mematuhi peraturan pencegahan Covid-19 di Taiwan, Keng mengatakan, tahun ini teman-teman Muslimnya telah memutuskan untuk shalat di rumah. Esensi Idul Fitri adalah introspeksi, keshalehan dan amal.

Salah seorang petugas hubungan masyarakat One-Forty, sebuah kelompok yang didedikasikan untuk membangun keterampilan kerja di kalangan pekerja migran, Huiyee Chiew mengatakan, ada kemungkinan beberapa pekerja migran Muslim melakukan perkumpulan dalam jumlah kecil saat Hari Raya Idul Fitri.

"Tapi terlepas dari itu, banyak juga dari migran Muslim yang mengatakan mereka lebih suka berdoa di rumah atau mengobrol dengan orang yang mereka cintai melalui panggilan video," ujarnya.

Kementerian Tenaga Kerja telah mendesak pekerja migran Muslim untuk mengikuti pedoman Covid-19 pemerintah saat mereka merayakan Idul Fitri. Kementerian juga menyerukan kepada pengusaha untuk menghormati hak pekerja atas kebebasan beragama.

Pedoman yang dikeluarkan pemerintah termasuk mengenakan masker di tempat-tempat ramai, menjaga jarak sosial, menjaga kebersihan pribadi, menghindari berbicara sambil makan dengan orang lain, serta memastikan ventilasi yang baik di lingkungan kerja.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement