Jumat 22 May 2020 16:09 WIB

Sinergi dengan PLN, PEP Tanjung Field Hemat Belasan Miliar

Penghematan biaya pokok pembangkitan listrik yang dihasilkan capai Rp 11--12 miliar.

Rep: Intan Pratiwi / Red: Agus Yulianto
Gardu Induk (GI) PLN (Ilustrasi)
Foto: PLN
Gardu Induk (GI) PLN (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina EP (PEP) Asset 5 Tanjung Field berhasil menghemat biaya produksi hingga belasan miliar rupiah setiap bulan setelah melakukan kerja sama dengan PT PLN (Persero) UIW KalSelTeng UP3 Barabai melalui perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBTL) Layanan Super Ultima II.

Tahap awal implementasi kesepakatan tersebut sudah terkoneksi pada 16 Mei 2020 melalui Layanan Premium Platinum yang merupakan bagian dari Layanan Super Ultima II. Suplai listrik ke fasilitas produksi Tanjung Field terdiri dari Layanan Premium Platinum dengan kapasitas daya 10.380 kVA dan Layanan DRUPS (Diesel Rotary Uninteruptible Power Supply) dengan kapasitas daya 10.000 kVA.

"Seluruh jajaran PLN berterima kasih dan mengapresiasi sinergi BUMN ini. Dengan  Layanan Super Ultima II yang baru pertama kali diimplementasikan di Kalimantan mampu memberikan efisiensi bagi PEP dan meningkatkan revenue bagi PLN untuk wilayah Tanjung,”  ujar Manager PLN UP3 Barabai Imam Ahmadi.

Menurut Imam, keberhasilan sinkronisasi peralihan sumber suplai listrik dari GTG (Gas Turbine Generator) milik PEP ke layanan Super Ultima II PLN  ini menjadi momentum yang sangat baik karena  baru pertama dilakukan di luar Jawa Bali.

Tanjung Field Manager Zulfikar Akbar yang memantau proses peralihan tersebut juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah bekerja dengan sangat baik. “Ini merupakan sebuah langkah konkret dalam meningkatkan efisiensi terhadap biaya operasi di Tanjung Field, di tengah pandemi COVID-19 dan penurunan harga minyak dunia,” tegasnya.

Zulfikar mengungkapkan, penghematan dari biaya pokok pembangkitan listrik yang dihasilkan mencapai Rp11--12 miliar per bulan (ref beban existing) dan dapat meningkat hingga Rp14--15 miliar per bulan atau Rp170 miliar per tahun mengacu kepada proyeksi peningkatan beban di TW III 2020.

“Penghematan ini akan lebih tinggi lagi seiring terealisasinya proyek EOR di tahun 2021-2022,” tambahnya.

Hal tersebut dipertegas oleh Asset 5 Surface Facilities Manager Robi Yasin. Ia bersama tim SF Asset 5 dan RAM Field Tanjung memastikan semua rencana/tahapan dari sejak awal sampai dengan commissioning berjalan dengan baik dan aman.

“Selangkah lagi Tanjung Field menjadi lapangan pertama yang mengimplementasikan Layanan Super Ultima II di industri migas yang merupakan solusi terhadap kebutuhan Power Quality, Efficiency & Reliability-Avaibility,” ujarnya.

Asset 5 General Manager Andri Haribowo pun sangat mendukung upaya efisiensi ini. “Semoga sinergi BUMN ini dapat dijadikan benchmark untuk lapangan lain di PT Pertamina EP yang mengalami permasalahan tingginya biaya pokok pembangkitan listrik sehingga bisa menurunkan biaya produksi lapangan migas,” harap Andri.

Tanjung Field merupakan bagian dari KKKS bidang hulu migas di bawah SKK Migas. Data Produksi Sistem Operasi Terpadu (SOT) SKK Migas pada akhir April 2020 year-to-date menunjukkan angka produksi minyak mentah 2.447 barrels oil per day (bopd). Sedangkan angka produksi gas bumi berkisar pada 872 millions standard cubic feet per day (mscfd).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement