Senin 25 May 2020 16:33 WIB

Muslim Afrika Rayakan Idul Fitri dalam Pembatasan Sosial

Warga Afrika manfaatkan media sosial untuk berhubungan dengan saudara.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Suasana Idul Fitri di Afrika
Foto: Anadolu Agency
Suasana Idul Fitri di Afrika

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Jutaan Muslim di Afrika merayakan Idul Fitri di bawah pembatasan yang ketat untuk mencegah virus corona. Larangan shalat berjamaah di masjid-masjid dan pemberlakuan jam malam membuat Muslim Afrika harus merayakan Idul Fitri dalam keterbatasan dan keprihatinan.

"Hari ini kita merayakan Idul Fitri dengan cara yang berbeda. Kami bersukacita karena telah menyelesaikan ibadah puasa, tetapi kami merasa sedih bahwa kami tidak dapat merayakan Idul Fitri dengan orang-orang yang kami cintai," ujar Imam Masjid Cleremont Main Road, Rashid Omar.

Umat Muslim Afrika mendapatkan libur selama tiga hari untuk merayakan Idul Fitri. Setelah shalat Idul Fitri, biasanya mereka saling mengunjungi keluarga maupun tetangga untuk bersilaturahmi. Bahkan, beberapa warga menggelar open house dan menerima banyak tamu.

Omar mengatakan, tahun ini umat Muslim Afrika harus merayakan Idul Fitri dengan cara yang berbeda. Omar mengatakan, meski merayakan Idul Fitri dengan keterbatasan, umat Muslim Afrika bersyukur karena telah diberikan kelancaran dalam menjalani ibadah puasa Ramadhan. Beberapa Muslim di Afrika Selatan merayakan Idul Fitri pada Ahad (24/5), namun beberapa lainnya merayakan pada Senin (25/5).

Seorang warga Cape Town, Hassen Mohammed mengatakan, tahun ini adalah pertama kalinya dia melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah. Dia mengaku rindu berkumpul dengan keluarga besarnya untuk merayakan Idul Fitri.

"Saya rindu berkumpul dengan keluarga untuk merayakan Idul Fitri bersama mereka. Saya menggunakan platform media sosial yang berbeda untuk menghubungi beberapa keluarga dan teman," ujar Mohammed kepada Anadolu Agency.

Umat Muslim di Rwanda juga melangsungkan shalat Idul Fitri di rumah masing-masing. Dalam sebuah khotbah yang disiarkan di televisi, Sheikh Salim Hitimana meminta kepada seluruh umat Islam agar tetap melanjutkan perbuatan baik yang telah dipupuk ketika Ramadhan. Hitimana juga menyerukan perdamaian antara Muslin dan non-Muslim di seluruh dunia.

Sementara itu, Sheikh Shaban Ramadhan Mubeje dari Uganda melangsungkan shalat Idul Fitri di masjid di ibu kota Kampala bersama dengan beberapa pejabat pemerintah. Shalat Idul Fitri di masjid tersebut tetap memberlakukan aturan menjaga jarak untuk mencegah penyebaran virus corona. Mubaje meminta agar pemerintah mengizinkan tempat ibadah dibuka kembali setelah ditutup selama dua bulan terakhir. Mubaje meminta kepada seluruh umat Islam untuk terus berdoa agar pandemi virus corona segera berakhir.

"Kita perlu shalat di masjid, karena situasi Covid-19 telah membaik, saya meminta pemerintah untuk mengizinkan kami kembali ke masjid," ujar Mubaje.

https://www.aa.com.tr/en/africa/african-muslims-celebrate-virtual-eid-under-lockdown/1852673

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement