Selasa 09 Jun 2020 07:54 WIB

Dosen IPB University: Laut Berkelanjutan Masa Depan Kita

Biodiversitas lautan di dunia salah satunya ada di Indonesia.

Red: Irwan Kelana
Nelayan memasang rumpon di area laut dangkat Pantai Malabero, Bengkulu, Senin (8/6/2020). Nelayan sekitar menggunakan rumpon sebagai media untuk mengumpulkan ikan di area laut dangkal agar hasil tangkapan ikan nelayan lebih maksimal.
Foto: Antara/David Muharmansyah
Nelayan memasang rumpon di area laut dangkat Pantai Malabero, Bengkulu, Senin (8/6/2020). Nelayan sekitar menggunakan rumpon sebagai media untuk mengumpulkan ikan di area laut dangkal agar hasil tangkapan ikan nelayan lebih maksimal.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Laut merupakan manivestasi berprospek cerah apabila dikelola dengan cara yang bijak dan berkelanjutan. Hal ini menjadi penting mengingat jika laut rusak maka rusaklah salah satu sumber penyedia protein rakyat.

Urgensi dalam menjaga keberlanjutan laut mendorong Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University menyelenggarakan diskusi bertajuk “Laut Berkelanjutan, Masa Depan Kita”, (5/6) live di instagram @itk.ipb. Pembicara utama yang dihadirkan adalah Dr Alan F Koropitan, dosen IPB University dari Departemen ITK.

Dr Alan berbicara sustainability, pendekatannya dapat melalui berbagai aspek, yakni keterhubungan antara lingkungan, manusianya dan hubungan sosialnya. Secara lingkungan, potensi maritim Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, hanya saja potensi ini hanya akan menjadi potensi apabila tidak diberdayakan secara optimal.

“Wilayah kelautan kita selain mampu menjadi sumber penghasil protein dapat pula menjadi wilayah ekonomi yang dalam hal ini dapat menghasilkan migas dan yang terkait jasa seperti pelayaran pelabuhan. Biodiversitas lautan di dunia salah satunya ada di Indonesia (sebagai negara yang tersusun atas pulau-pulau). Implikasinya adalah kita punya keunggulan komparatif yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, maka sains biodiversitas itulah yang perlu kita kembangkan optimal,” terang Dr Alan dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Dalam pemaparannya, Dr Alan menjelaskan bahwa biodiversitas laut memiliki tiga hal yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi. Yakni rekomendasi untuk ecotourism yang mencakup potensi sosial, ekonomi, budaya. Rekomendasi bioprospektif untuk obat-obat yang sumbernya dari biodiversitas kepulauan dan rekomendasi eksplorasi laut dalam.

“Pada kearifan lokal itu ada bahan yang bisa kita jelaskan dengan sains modern dan ke depan, challenge kita adalah bagaimana cara kita mendokumentasikan potensi-potensi alam yang berpeluang sebagai bioprospektif,” imbuhnya.

Adapun upaya untuk melakukan optimalisasi tersebut adalah dengan menyiapkan generasi muda dengan pendidikan. Menurutnya, pendidikan itu proses perubahan pola pikir, pembangunan manusia ini sangat penting, karena ini adalah era kita untuk mengambil peran lebih besar. Dengan demikian, maka produk dari pembangunan manusia sebagai bagian dari inspirasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement