Rabu 10 Jun 2020 23:29 WIB

Wagub Bali: Destinasi Wisata Harus Paham Protokol Kesehatan

Sosialisasi protokol kesehatan bagi pengelola wisata diperlukan

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wisatawan memadati kawasan Pantai Canggu, Badung, Bali, Kamis (4/6/2020). Warga dan wisatawan dari berbagai negara terpantau mengunjungi objek wisata yang sebenarnya masih ditutup dari kunjungan wisatawan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 tersebut dengan melewati akses-akses masuk pantai yang tidak dijaga oleh petugas.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Wisatawan memadati kawasan Pantai Canggu, Badung, Bali, Kamis (4/6/2020). Warga dan wisatawan dari berbagai negara terpantau mengunjungi objek wisata yang sebenarnya masih ditutup dari kunjungan wisatawan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 tersebut dengan melewati akses-akses masuk pantai yang tidak dijaga oleh petugas.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan pemahaman terkait protokol kesehatan COVID-19 harus dimiliki setiap destinasi wisata yang ada di Pulau Dewata dalam mempersiapkan diri menuju Normal Baru.

"Untuk itu, diperlukan sosialisasi serta edukasi kepada pihak pengelola destinasi," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat menjadi narasumber dalam web seminar bertajuk "Be Ready Creative fo New Normal" itu, di Denpasar, Rabu (10/6).

Menurut Cok Ace, dalam membangun sektor pariwisata di tengah ataupun pasca-COVID-19 ini, dibutuhkan suatu kolaborasi yang harmonis antara masyarakat, para pelaku industri kreatif, industri pariwisata, serta pemerintah.

"Yang akan menang dalam pertarungan dengan COVID-19 ini adalah mereka yang mengedepankan kolaborasi bukan kompetisi," ujarnya pada seminar virtual yang diselenggarakan oleh Ekraf Kabupaten Gianyar yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar itu.

Untuk itu, Wagub Bali berharap melalui webinar ini dapat dibangun pengertian dan kolaborasi dalam membangun pariwisata Bali dalam era New Normal nanti, sehingga pariwisata Bali dapat tetap tumbuh dan berkembang dengan aman.

Cok Ace juga meminta kepada Bupati Gianyar agar dalam memberikan sosialisasi di wilayah Gianyar menjadi tanggung jawab Pemkab Ginyar dengan melakukan kolaborasi dengan Ekraf Gianyar maupun asosiasi pariwisata sehingga informasi secapat diterima oleh para pelaku pariwisata.

"Ketika dibukanya destinasi wisata nanti, maka ini akan menjadi pertaruhan citra pariwisata Bali ke depannya. Untuk itu mulai sekarang marilah kita bersama-sama serius memikirkan pola dan langkah apa yang harus dilakukan untuk menyediakan pariwisata yang aman dari COVID-19," ujarnya.

Pemprov Bali bersama "stakeholder" terkait sampai saat ini sedang menggodok skema yang tepat untuk pariwisata Bali, dimana skema tersebut melalui pemikiran dari berbagai sudut sehingga ketika pariwisata dibuka maka semua hal dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

"Kami tentunya berharap dengan kedisiplinan kita semua untuk menerapkan protokol kesehatan COVID-19 segera berlalu, tetapi ketika nanti New Normal telah kita terapkan maka kita sudah membukanya dengan kesiapan yang matang dan tidak menimbulkan risiko yang tinggi," katanya.

Sementara itu, Bupati Gianyar I Made Agus Mayastra menyampaikan bahwa tidak dipungkiri bahwa Kabupaten Gianyar mengalami dampak yang sangat berat karena COVID-19 ini, terlebih mayoritas mata pencaharian masyarakat Gianyar adalah sektor pariwisata.

Namun semenjak adanya pandemi COVID-19, Mahayastra menuturkan bahwa para pelaku usaha pariwisata melakukan segala upaya untuk bertahan salah satunya adalah mengembangkan industri kreatif. Oleh karena ini saat ini muncul tren baru di Kabupaten Gianyar yaitu semakin tinggi jumlah industri kreatif di Gianyar.

Untuk itu Mahayastra berharap kedepannya ketika pariwisata sudah mulai pulih maka industri kreatif tersebut akan menjadi mata pencaharian yang menjanjikan bagi nasyarakat Gianyar.

Selain itu, Bupati Gianyar mengatakan terkait dengan penanggulangan COVID-19, pada bulan Juli mendatang pihaknya akan kembali menggelontorkan dana sebesar Rp107 miliar untuk bantuan sembako serta aspek terkait lainnya.

"Selain itu, dalam persiapan New Normal, kami sudah melakukan beberapa hal, salah satunya adalah memberikan sosialisasi kepada para pelaku destinasi wisata terkait mengedepankan protokol kesehatan. Untuk itu, saya berharap dalam era New Normal nanti masyarakat dapat hidup dengan produktif dan aman," ujarnya.

Dalam web seminar tersebut diikuti oleh 150 peserta, diantaranya dari pihak Garuda Indonesia, RS Ari Cantih serta peserta lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement