Selasa 23 Jun 2020 19:22 WIB

Mau Wisata, Cek Dulu Aplikasi Banyuwangi Tourism!

Objek wisata yang patuhi protokol kesehatan terdaftar di aplikasi Banyuwangi Tourism.

Red: Reiny Dwinanda
Suasana sepi pusat kuliner pintar yang ditutup kembali di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (22/6/2020). Pusat kuliner yang sempat dibuka untuk simulasi penerapkan tatanan normal baru pada 10 Juni lalu itu, kembali ditutup karena banyak pengunjung yang tidak mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Suasana sepi pusat kuliner pintar yang ditutup kembali di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (22/6/2020). Pusat kuliner yang sempat dibuka untuk simulasi penerapkan tatanan normal baru pada 10 Juni lalu itu, kembali ditutup karena banyak pengunjung yang tidak mematuhi protokol kesehatan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memberikan sertifikat normal baru untuk sejumlah objek wisata, termasuk unsur pendukung. Hotel, homestay, kafe, restoran, hingga warung rakyat yang bisa diakses wisatawan dalam aplikasi "Banyuwangi Tourism" diverifikasi terkait dengan kepatuhan pada protokol kesehatan Covid-19.

"Banyuwangi sudah mempersiapkan diri, sudah selangkah di depan dengan menghadirkan semacam sertifikat normal baru," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Selasa.

Baca Juga

Anas mengatakan, langkah itu memudahkan wisatawan dalam mencari objek wisata yang sehat, mencari warung rakyat dengan protokol Covid-19, dan menemukan homestay yang seluruh prosesnya sudah memenuhi standar kesehatan. Ia menjelaskan bahwa sertifikat normal baru juga dapat membantu para pelaku usaha dan pengelola objek wisata agar semakin laris, karena wisatawan tidak akan ragu lagi untuk mengunjunginya, terkait dengan pandemi Covid-19.

photo
Pengunjung mencuci tangan ditempat yang disediakan di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (21/6/2020). Setelah mendapatkan sertifikat normal baru dari dinas kesehatan setempat, wisata Pantai Boom mulai membuka simulasi kunjungan wisatawan - (ANTARA/Budi Candra Setya)

Menurut Anas, hal itu dipersiapkan karena sesuai survei Traveloka, Banyuwangi berada di posisi ketiga tujuan wisata yang ingin dikunjungi wisatawan Indonesia setelah dunia dan Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Jaminan protokol kesehatan diperlukan untuk membuat nyaman wisatawan yang berkunjung, karena paradigma pariwisata ke depan akan berubah dari sebelumnya.

"Kita tak lagi hanya jualan pesona alam, seni-budaya dan keramahan warga, tapi juga gaya hidup sehat. Bahkan, kami sedang siapkan, satu objek wisata yang isinya semua makanan sehat, tidak ada minyak, semua dibakar dengan cara tepat," tuturnya.

Mengenai jam buka dan kapasitas pengunjung, menurut Anas, juga diatur lewat dalam jaringan (daring). Ketika kuota terpenuhi, tiket daring tidak lagi bisa dipesan untuk memungkinkan jaga jarak di destinasi wisata.

Sertifikasi normal baru juga berlaku untuk pemandu wisata. Beberapa waktu lalu, menurut Anas, Banyuwangi menyerahkan sertifikat normal baru kepada 91 orang pemandu wisata yang selama ini beroperasi di kawan Gunung Ijen.

"Pemandu wisata harus memahami A sampai Z protokol kesehatan. Jadi pemandu wisata Banyuwangi bukan hanya ramah dan kompeten, tapi juga bergaya hidup sehat. Ini membikin nyaman wisatawan di era normal baru," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda mengatakan sertifikasi normal baru dilakukan secara ketat dengan melibatkan tim gabungan serta ahli dari dinas kesehatan.

"Bahkan, ada yang sudah diberi sertifikat kemudian ditarik kembali karena dalam evaluasi ada protokol yang dilanggar," kata Bramuda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement