Kamis 25 Jun 2020 20:14 WIB

Orangtua Diminta Hati-Hati Isi Titik Koordinat Saat PPDB Zon

Salah koma saja dalam menuliskan titk koordinat dalam laman PPDB, akibatnya fatal. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum memantau Pelakasanaan PPDB di SMAN 8 Kota Bandung Jalan Slontongan.
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum memantau Pelakasanaan PPDB di SMAN 8 Kota Bandung Jalan Slontongan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Orangtua diminta hati-hati untuk mengisi titik koordinat atau jarak antara rumah dengan sekolah yang dituju dalam proses Penerimaan Perserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK/SLB. Karena, salah koma saja dalam menuliskan titk koordinat dalam laman PPDB akibatnya fatal. 

Kondisi ini, menurut Kepala SMAN 10 Kota Bandung Ade Suryaman, terjadi di PPDB pada tahap pertama ada beberapa orangtua yang salah menulis koordinat. Akibatnya, jarak antara sekolah dengan rumah calon peserta didik tidak akurat, bahkan tidak ditemukan.

Dalam menentukan titk koordinat jarak antara rumah, calon peserta didik dengan sekolah menggunakan aplikasi google map atau geolokasi.  “Saat koordinatnya sudah betul, hati-hati saat memasukan titik koordinat itu ke laman PPDB-nya. Karena salah titik atau koma saja, hasilnya nanti tidak akurat. Kalau salah, maka akan merugikan calon peserta didik,” ujar Ade kepada wartawan Kamis (26/6).

Ade menjelaskan, tidak hanya titik koordinat yang harus menjadi perhatian orangtua siswa. Namun, saat menulis atau memasukan data-data yang dibutuhkan harus berhati-hati. Karena seluruh sistemnya online, saat melakukan pendaftaran. "Salah klik saja, bisa fatal akibatnya," katanya.

Pada hari pertama PPDB tahap kedua ini, kata dia, relatif berjalan lancar. Tidak ada keluhan, yang berarti. Meskipun, masih ada orangtua siswa yang datang ke sekolah, tapi ini bukan kendala berarti.

Menurut Ade, pihaknya harus melayani masyarakkat yang datang. Apalagi dari orangtua yang tidak memiliki akses untuk melakukan pendaftaran secara online. 

"Ya, kami ikut memfasilitasi. Tapi untuk pendaftaran dilakukan sepenuhnya olah calon peserta didik dan orangtuanya,” kata Ade.

Pihaknya sudah mengantisipasi jika ada yang orangtua yang datang ke sekolah, termasuk untuk konsultasi. Tentunya, persiapan yang dilakukan dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19.

Hal senada diungkapkan Kepala SMAN 8 Kota Bandung, Suryana, pada hari pertama pendaftaran PPDB di sekolahnya tidak ada kendala yang berarti. “Ya kalau di sekolah yang dituju kan tidak ada proses pendaftaran. Semua pendaftaran dilakukan oleh sekolah asal dan mandiri. Tapi laporan dari panitia PPDB, hari pertama berjalan seperti biasa tidak ada kendala berarti,” katanya.

Ketua Forum Aksi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat, Iwan Hermawan mengatakan, hingga Senin sore, pihaknya belum menerima kendala berarti pada PPDB pertama tahap dua. “Belum ada laporan di hari pertama ini,” katanya. 

Iwan memprediksi, di hari pertama PPDB ini biasanya oranagtua tidak terlalu banyak yang mendaftar. "Mereka biasanya mendaftarkan anaknya di hari-hari terakhir," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement