Sabtu 04 Jul 2020 11:14 WIB

Putin Meledek Kedubes AS karena Kibarkan Bendera LGBT

Menurut Putin pengibaran bendera LGBT cerminkan orientasi seksual para staf kedubes

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Bendera pelangi simbol kaum LGBT. Menurut Putin pengibaran bendera LGBT cerminkan orientasi seksual para staf kedubes. Ilustrasi.
Foto: abc news
Bendera pelangi simbol kaum LGBT. Menurut Putin pengibaran bendera LGBT cerminkan orientasi seksual para staf kedubes. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin meledek kedutaan besar (kedubes) Amerika Serikat (AS) di Moskow karena telah mengibarkan bendera pelangi untuk merayakan hak-hak komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Menurut Putin, pengibaran bendera itu mencerminkan orientasi seksual para staf Kedubes.

Komentarnya muncul menyusul pemungutan suara nasional tentang reformasi konstitusi tentang amandemen yang mendefinisikan pernikahan secara khusus sebagai persatuan antara pria dan wanita. Putin mengatakan langkah Kedubes AS mengibarkan bendera kebanggaan LGBT,mengungkapkan "sesuatu tentang orang-orang yang bekerja di sana".

Baca Juga

"Tapi itu bukan masalah besar. Kami telah berbicara tentang ini berkali-kali, dan posisi kami jelas," ujar Putin. Putin memang telah berusaha menjauhkan Rusia dari nilai-nilai Barat liberal dan menyatukan diri dengan Gereja Ortodoks Rusia.

"Ya, kami mengesahkan undang-undang yang melarang propoganda homoseksualitas di kalangan anak di bawah umur. Lalu? Biarkan orang tumbuh, menjadi dewasa, dan kemudian menentukan nasib mereka sendiri," ujar Putin.

Undang-undang ini telah digunakan untuk menghentikan pawai LGBT dan menahan aktivis hak-hak gay di Rusia. Selama kampanye untuk mengubah konstitusi, Putin mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan gagasan tradisional tentang ibu dan ayah ditumbangkan oleh apa yang ia sebut "orang tua nomor 1" dan "orang tua nomor 2".

Pada Jumat, kepala Persatuan Wanita Rusia Ekaterina Lakhova mengatakan kepada Putin bahwa dia takut es krim dengan nama merek 'Rainbow', serta iklan multi-warna lainnya, dapat menjadi propaganda untuk nilai-nilai non-tradisional. Dia khawatir itu memiliki efek berbahaya pada anak-anak.

"Bahkan secara tidak langsung hal-hal seperti itu membuat anak-anak kita terbiasa dengan bendera, yang digantung oleh kedutaan," kata Lakhova dalam laporan dari kantor berita RIA.

"Akan sangat baik memiliki komisi untuk memastikan bahwa nilai-nilai yang kita tetapkan dalam konstitusi kita ditegakkan," katanya menambahkan. Negara-negara lain juga telah mengibarkan bendera pelangi di luar kedutaan mereka di Moskow, termasuk Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement