Rabu 08 Jul 2020 12:12 WIB

Secapa AD di Bandung Jadi Klaster Baru Penyebaran Covid-19

Hampir 200 orang di Secapa AD terpapar Covid-19.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
rapid test Covid-19
Foto: Republika/Prayogi
rapid test Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani mengatakan tempat pendidikan militer, Secapa AD Kota Bandung menjadi satu klaster baru penyebaran Covid-19. Kepastian ini diperoleh setelah dilakukan rapid test dan swab tes di kawasan pendidikan tersebut.

Berli mengatakan, hampir 200 orang di institusi pendidikan ini terpapar Covid-19. Angka ini masih mungkin bertambah karena pelacakan masih terus dilakukan.

"Kita sudah melakukan antisipasi dengan melakukan isolasi untuk satu area sekolah pendidikan tersebut," ujar Berli dalam konferensi pers, Rabu (8/7).

Menurut Berli, jumlah orang yang positif di Secapa AD sudah terdeteksi pada beberapa hari lalu. Bahkan, sudah ada delapan orang yang dirawat. Ia juga mengatakan, berdasarkan data terakhir dari 126 orang yang positif di Jabar, ada 105 orang yang berasal dari institusi tersebut.

"Ini semua mereka positif hasil swab ya bukan lagi reaktif, " katanya.

Untuk meminimalisasi penyebaran yang semakin masif di institusi pendidikan militer ini, kata dia, Pemprov Jabar berencana melakukan pelacakan dan pengetesan ke lebih 20 tempat pendidikan lainnya yang saling terikat.  Nantinya tim kesehatan dari dinas kesehatan pemerintah daerah akan mengunjungi tempat sekolah tersebut.

"Termasuk nanti dari gugus tugas dan petugas dari puskesmas juga," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut ada dua klaster baru dalam penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19) di Jawa Barat. Pertama adalah kawasan industri yakni PT Unilever.  Kedua, klaster di institusi kenegaraan di kawasan Bandung Raya.

"Ada beberapa di Bandung Raya. Kami sudah coba kondisikan hari ini dan seminggu ke depan untuk lakukan tes PCR (swab)," ujar Emil di Mapolda Jawa Barat, Selasa (7/7).

Emil memastikan, saat ini sebaran di institusi negara ini sudah coba diredam dengan pelacakan secara masif. Untuk satu orang yang positif akan ada pelacakan minimal kepada satu sampai empat orang anggota keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement