Rabu 08 Jul 2020 18:30 WIB

Jokowi akan Hadiri Sidang Tahunan MPR Agustus Nanti

Presiden akan hadir secara fisik, tidak melalui sambungan video konferensi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) memberikan sambutan saat pertemuan dengan pimpinan MPR di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/7/2020). Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu-isu kebangsaan.
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) memberikan sambutan saat pertemuan dengan pimpinan MPR di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/7/2020). Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu-isu kebangsaan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipastikan akan menghadiri sidang tahunan MPR tahun 2020. Berbeda dengan acara-acara resmi selama pandemi Covid-19, dalam sidang tahunan nanti Presiden akan hadir secara fisik, tidak melalui sambungan video konferensi.

Hal ini disampaikan oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo usai bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (8/7). Bambang menyampaikan, sidang tahunan MPR tahun ini akan digelar pada Jumat, 14 Agustus.

Biasanya, sidang tahunan digelar 16 Agustus atau satu hari menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI. Namun karena tanggal 16 Agustus jatuh pada hari Ahad, maka penyelenggaraan sidang tahunan dimajukan dua hari.

"Alhamdulillah Pak Presiden menyatakan akan hadir secara fisik dalam sidang tahunan yang kami selenggarakan," ujar Bambang.

Menurutnya, komitmen presiden untuk hadir secara fisik dalam sidang tahunan nanti menunjukkan bahwa adaptasi terhadap kebiasaan baru harus berjalan. Memasuki kenormalan baru, menurutnya, maka pekerjaan tetap harus dijalankan namun tetap menaati protokol kesehatan.

"Kerja-kerja untuk bangsa dan negara harus terus dilanjutkan, namun tetap mengacu pada protokol kesehatan yang ketat," kata Bambang.

Sebagai informasi, dalam sidang tahunan MPR 2019 lalu, Jokowi mencoba membangun suasana kondusif dan mengajak masyarakat bersatu kembali pascadinamika pilpres yang berlangsung. Meski poin tersebut tidak disampaikan secara gamblang, namun pesannya tersampaikan melalui sebuah peribahasa.

"Kiambang kiambang yang bertaut kembali, setelah biduk pembelah berlalu. Saya yakin, seyakin-yakinnya dengan berpegang teguh pada semangat persatuan Indonesi maka rumah besar kita tidak akan runtuh, tidak akan ambruk, dan tidak akan punahm" ujar Presiden Jokowi di Kompleks Parlemen Senayan.

Peribahasa yang disampaikan Jokowi memiliki sebuah makna yang mendalam. Diksi kiambang yang digunakan Presiden, adalah sebuah tanaman yang biasa tumbuh di danau yang tenang. Tanaman ini terbilang rapuh dan mudah tercerai-berai bila ada perahu atau biduk yang melaluinya.

Namun, tanaman kiambang ini dengan mudah 'bersatu' kembali membentuk formasi awal tak lama setelah perahu lewat. Jokowi seolah ingin mengajak masyarakat untuk segera kembali bersatu setelah dalam kontestasi pilpres yang lalu sempat terbelah oleh perbedaan pandangan dan pilihan politik.

"Rumah besar kita justru akan berdiri tegak. Bukan hanya untuk 100 tahun, 500 tahun, tetapi untuk selama-lamanya," ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement