Kamis 09 Jul 2020 10:08 WIB

Garuda Tegaskan Awak Kabin tidak akan Pakai APD RS

Aman nomor satu tapi nyaman juga penting.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menjadi narasumber diskusi bertema Semangat Baru Garuda di Kementerian BUMN, Jakarta. Garuda Indonesia menegaskan awak kabin tak akan menggunakan APD seperti di rumah sakit.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menjadi narasumber diskusi bertema Semangat Baru Garuda di Kementerian BUMN, Jakarta. Garuda Indonesia menegaskan awak kabin tak akan menggunakan APD seperti di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra mengaku masih mencari format yang aman dan nyaman agar penumpang mau kembali terbang dengan Garuda.

Baca Juga

"Hari ini secara umum yang kita sepakati memakai masker dan sarung tangan," ujar Irfan dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Jakarta Chief Marketing Club (CMO) di Jakarta, Rabu (8/7) malam.

Dari sisi keamanan, kata Irfan, sejatinya kondisi di pesawat relatif lebih aman lantaran adanya sistem sirkulasi udara yang vertikal. Irfan menjelaskan pesawat memiliki filter High Efficiency Particle Filters (HEPA) atau penyaringan partikel yang kuat yang dapat menyaring serta membuat sirkulasi ulang dari kabin dan mencampurkannya dengan udara bersih.

Oleh karenanya, Irfan tidak ingin awak kabin Garuda mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti yang dikenakan AirAsia. Irfan menilai tampilan seperti itu justru tidak memberikan kenyaman bagi para penumpang.

Beredar foto AirAsia perkenalkan pakai APD seperti di rumah sakit. Menurut Irfan, aman nomor satu tapi nyaman juga penting. "Saya hanya akan menegaskan kami tidak akan mengambil opsi itu. Melihat itu kita membayangkan kita masuk kabin atau masuk ICU," ucap Irfan. 

Irfan menyebut hal terpenting saat ini memulihkan kepercayaan penumpang pesawat. Irfan mengatakan 60 persen sampai 70 persen pelanggan Garuda masih melihat dan menunggu kondisi terkini.

"Ini yang terus kita kampanyekan (edukasi penerbangan saat normal baru) tapi kalau orang tidak yakin ya tidak yakin saja (naik pesawat)," kata Irfan menambahkan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement