Kamis 09 Jul 2020 12:09 WIB

Pembebasan Lahan Depo MRT di Ancol Dimulai 2021

Biaya pembebasan lahan depo MRT mencapai Rp 1,5 triliun.

Red: Nidia Zuraya
Penamaan MRT Jakarta. Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Ratangga. ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Penamaan MRT Jakarta. Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Ratangga. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyatakan pembebasan lahan untuk keperluan depo seluas 20 hektare di Ancol Barat, Jakarta Utara, dengan nilai sekitar Rp1,5 triliun, akan mulai dilakukan pada 2021. Pembebasan lahan yang berbarengan dengan pembangunan trase II-B jurusan Kota-Ancol ini sesungguhnya direncanakan dilakukan pada 2020, namun harus ditunda akibat direalokasi untuk penanganan Covid-19.

"Rencana tahun depan (pembebasan lahan) karena tahun ini bisa dikatakan tidak ada pendanaan dari Pemprov," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar saat dihubungi di Jakarta, Kamis (9/7).

Baca Juga

Sebelumnya dalam rapat bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Rabu (9/7), William mengatakan dana untuk pembebasan lahan pembangunan depo untuk jalur fase II tersebut yang telah melalui studi kelaikan (feasibility study/FS), diharapkan oleh pihak MRT, segera bisa dikucurkan.

Karena, lanjut William, pemberi pinjaman yakni Badan Kerja Sama Internasional Jepang atau Japan International Cooperation Agency (JICA), akan melakukan pengecekan progres pembangunan lahan depo pada November 2020 mendatang.

JICA juga mewajibkan MRT Jakarta supaya memiliki lahan depo untuk pembangunan MRT fase II di trase II-B. Sehingga proyek pembangunan MRT trase II-B bisa dikerjakan ketika proyek trase II-A jurusan Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Kota selesai dikerjakan.

"JICA akan menurunkan tim atas pertimbangan pemerintah Indonesia untuk menghitung (pinjaman), dan kira-kira apakah depo sudah dibebasin atau belum. Kepastian tentang depo itu pada bulan November," ucapnya.

Menurut William, keberadaan depo di Ancol Barat akan memuluskan pinjaman MRT Jakarta untuk pembangunan jalur di trase II-B. Sebetulnya, anggaran Rp22,5 triliun dari proyek trase II-A, dapat digunakan untuk pembangunan depo di Ancol Barat, dengan skala kecil.

"Dari Rp22,5 triliun kami baru bisa bikin depo sedikit di Jakarta utara, tapi untuk pembangunan jalurnya ini belum. Kami akan minta didanai juga oleh JICA," ujarnya.

Saat ini, MRT Jakarta telah melanjutkan proyek trase II-A pada 15 Juni 2020 lalu. Proyek yang juga dari pinjaman JICA itu sempat tertunda karena adanya wabah Covid-19 yang melanda ibu kota sejak Februari 2020 lalu.

"Proyek trase II-A sudah jalan di Monas dan kawasan Thamrin, tapi saya berpesan jangan terlalu keras biar nggak ganggu traffic (lalu lintas)," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement