Sabtu 11 Jul 2020 08:25 WIB

Pakar: Suhu Lebih Panas tak Mencegah Virus Corona

Pakar di Turki mengingatkan warga untuk tidak mengandalkan suhu pada musim panas.

Red: Ratna Puspita
Petugas polisi di Turki patroli di taman umum mengingatkan warga agar menerapkan jarak sosial (ilustrasi).
Foto: AP / Burhan Ozbilici
Petugas polisi di Turki patroli di taman umum mengingatkan warga agar menerapkan jarak sosial (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DIYARBAKIR -- Suhu yang lebih panas tidak akan membantu memperlambat penyebaran virus corona. Hal yang dapat menurunkan tingkat infeksi, yakni penggunaan masker, jarak sosial, dan mencuci tangan.

"Jika anda menjaga jarak sosial dan menggunakan masker maka tingkat infeksi penyakit mungkin menurun tetapi suhu itu sendiri tidak efektif," kata Recep Tekin, pakar penyakit menular dan mikrobiologi klinis di Dicle University di Turki tenggara kepada Kantor Berita Anadolu.

Baca Juga

Merujuk pada suhu Mediterania yang panas di Turki selatan, Tekin menyoroti, jumlah kasus Covid-19 di wilayah tersebut baru-baru ini melonjak meski suhunya tinggi. "Jika suhu panas sepenuhnya mencegah virus maka kami seharusnya tidak melihat kasus di Arab Saudi dan Afrika," lanjutnya.

Memperhatikan bakal ada hari-hari yang lebih panas dalam beberapa pekan mendatang, ia mengatakan masyarakat tidak boleh mengandalkan temperatur tersebut. Namun, masyarakat harus menggunakan masker, menjaga jarak sosial, dan memperhatikan kebersihan tangan tanpa menghiraukan suhu.

Hingga Rabu, Turki melaporkan total 5.282 kematian akibat Covid-19 sementara lebih dari 187.511 pasien dinyatakan sembuh. Saat ini, terdapat lebih dari 208.938 kasus terkonfirmasi Covid-19 di negara tersebut

Sejak kemunculannya di Wuhan, China, pada Desember lalu, pandemi virus corona telah merenggut 551.000 lebih korban jiwa di 188 negara dan wilayah. Kasus Covid-19 di seluruh dunia kini mencapai 12,1 juta, sementara lebih dari 6,65 juta orang telah pulih dari penyakit pernapasan tersebut, menurut data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University yang berbasis di AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement