Sabtu 11 Jul 2020 20:30 WIB

Borobudur Marathon Dijadwalkan Digelar Pertengahan November

Borobudur Marathon diharapkan menjadi pemicu kebangkitan pariwisata di Magelang.

Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah pelari mengikuti lomba lari internasional Borobudur Marathon 2019 di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (17/11/2019). Ajang tahun ini dijadwalkan pada pertengahan November.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah pelari mengikuti lomba lari internasional Borobudur Marathon 2019 di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (17/11/2019). Ajang tahun ini dijadwalkan pada pertengahan November.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Borobudur Marathon diharapkan menjadi pemicu kebangkitan pariwisata di Magelang, Jawa Tengah, dan Indonesia. Ajang tersebut akan digelar pada pertengahan November 2020.

"Mudah-mudahan kondisi pandemi Covid-19 di Kabupaten Magelang betul-betul melandai dan melantai," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Sinoeng Nugroho Rachmadi di Magelang, Sabtu.

Baca Juga

Sinoeng menyampaikan hal tersebut usai menjadi pembicara pada Focus Group Discussion Strategi Pengembangan Desa Wisata Dalam Menghadapi Tataran Normal Baru Pada Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Hotel Atria Magelang. Sinoeng menjelaskan, teknis pelaksanaan masih dalam pembahasan, contohnya soal pembatasan kuota pelari dari luar negeri.

"Pelari luar negeri dari negara zona merah jangan dulu. Jadi dibatasi untuk yang mancanegara, justru akan kami buka yang dari nusantara. Tetapi ini belum keputusan final, masih dalam pembahasan," katanya.

Menyinggung evaluasi uji coba operasional Taman Wisata Candi Borobudur pada 25 Juni-9 Juli 2020, Sinoeng menyampaikan kondisi orang berwisata saat ini ternyata belum maksimal. Kapasitas yang sediakan sebanyak 1.500 per hari selama masa uji coba operasional.

"Ternyata dari laporan yang sempat saya baca sekilas, Borobudur dikunjungi sekitar 200 hingga 400 wisatawan per hari," katanya.

Sinoeng mengungkapkan penerapan protokol kesehatan bagi wisatawan cukup ketat, namun pihaknya menyayangkan justru di luar Borobudur orang banyak berkerumun. Ia pun mengusulkan kepada bupati Magelang untuk mengadakan petugas seperti 'pecalang' di Bali untuk mengawasi dan mengingatkan orang yang berkerumun.

"Jadi jangan hanya fokus pada daya tarik saja, tetapi juga arah menuju lokasi, apakah itu di pasar, warung dan sebagainya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement