Sabtu 11 Jul 2020 22:25 WIB

Angka Sembuh Covid-19 di Kabupaten Gowa Baru 17 Persen

Total kasus Covid-19 di Kabupaten Gowa sebanyak 619 orang pada Sabtu (11/7).

Red: Yudha Manggala P Putra
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Gerald Herbert
Pengecekan pasien dengan metode polymerase chain reaction atau PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kasus Covid-19 di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengalami penambahan setiap hari dengan total kasus sebanyak 619 orang pada Sabtu (11/7). Sejauh ini baru 106 orang atau 17 persen yang dinyatakan sembuh.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Gowa dr. Gaffar di Makassar, Sabtu (11/7), mengemukakan berdasarkan persentase pasien Covid-19 di Gowa, kebanyakan mengikuti karantina di hotel dibanding yang menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Sebanyak 30 persen dari pasien positif corona dirawat dan selebihnya adalah Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Masih tantangan, karena semua pasien Covid-19 ada di hotel dan di rumah sakit dengan penanganan secara intensif. Pasien dirawat maupun karantina meski itu di Wisata Covid-19 sebenarnya mereka dirawat juga," ujarnya.

Menurut Gaffar, tantangan lain saat ini ialah jumlah laboratorium yang terbatas untuk melakukan uji spesimanswab sehingga angka kasus harian terlihat tidak mengalami peningkatan, padahal banyak spesimen yang sedang menunggu uji lab.

"Lab yang biasanya dipakai untuk kerja sama dengan Kabupaten Gowa itu saat ini dilakukan pembersihan (penyemprotan disinfektan) dulu jadi tidak mungkin melakukan uji sampel," katanya.

Ia menyebut sekitar 15 persen dari pasien OTG (Orang Tanpa Gejala) sedang menunggu hasil tes usap yang kedua untuk memastikan bahwa positifatau tidak.

Pada pencegahan penyebaran virus corona, upaya lain tetap dilanjutkan Pemkab Gowa seperti melanjutkan tracing di tempat-tempat yang dianggap sebagai sumber penyebaran virus, termasuk pada wilayah dengan banyak OTG.

"Kita perlu hati-hati juga, pada pasien OTG ini, gejala bisa muncul tiba-tiba karena banyak hal yang mempengaruhi pasien Covid-19, salah satunya dari segi psikis, itu sangat banyak," katanya.

Berkaitan dengan itu, beberapa pasien OTG yang menjalani karantina di hotel memaksa untuk minta pulang. Mereka dipulangkan untuk isolasi mandiri di rumah dibarengi berbagai syarat, di antaranya memiliki persetujuan dari pemerintah setempat minimal RT/RW serta ada penanggung jawab medis yang menyertai.

"Ada beberapa, baru dua hari dikarantina, sudah minta pulang, yah daripada dia stress dan memperberat suasana psikisnya, mending dipulangkan saja. Ini ada beberapa lebih dari 10 orang yang minta pulang," ungkapnya.

Baru-baru ini Pemkab Gowa juga telah mencanangkan gerakan satu juta masker sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Diharapkan pemerintah setempat bisa membuat ritme dan merilis penggunaan masker warganya, apalagi di tempat umum utnuk beraktivitas di luar.

KataGaffar, keadaan ini masih panjang, sehingga harus ada strategi jangka panjang pula mencegah penyebaran yakni disiplin protokol kesehatan. Selain itu pada dampak yang ditimbulkan juga harus menjadi perhatian penting.

"Kita belum tahu kapan berakhirnya padahal ini mematikan. Kalau pas dapat komorbid maka kuman ada dimana-mana menyerang imunitas," katanya.

"Saya khawatirkan ketersediaan pangan, seperti gayung bersambut. Jadi banyak hal yang perlu diupayakan selain sektor kesehatan. Jangan sampai kontraksi di level tertentu, masyarakat butuh pangan, sayur, buah itu semua harus tersedia," sambungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement