Ahad 12 Jul 2020 17:47 WIB

150 Bus akan Urai Antrean Senin Pagi di Stasiun Bogor

Antrean di Stasiun Bogor karena jumlah KRL dibatasi.

Red: Ani Nursalikah
150 Bus akan Urai Antrean Senin Pagi di Stasiun Bogor. Sejumlah calon penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline mengantre memasuki Stasiun KA Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
150 Bus akan Urai Antrean Senin Pagi di Stasiun Bogor. Sejumlah calon penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline mengantre memasuki Stasiun KA Bogor di Kota Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan bantuan 150 unit bus setiap Senin pagi untuk mengurai antrean sangat panjang penumpang commute rline atau kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor tujuan Jakarta, mulai Senin (13/7).

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, 150 unit bus adalah bantuan dari Kementerian Perhubungan 75 unit serta bantuan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 75 unit bus.

Baca Juga

Bima menjelaskan, sebanyak 150 unit bus bantuan itu, 140 unit bus diberangkatkan dari Jalan Mayor Oking di samping Stasiun Bogor mulai pukul 05.00 WIB, serta 10 unit bus lainnya diberangkatkan dari Pool Damri di samping Mal Botani Square, Baranangsiang, Kota Bogor.

Bus bantuan tersebut akan mengantarkan warga Kota Bogor yang akan berangkat kerja ke Jakarta dengan tujuan ke beberapa stasiun di Jakarta, yakni Stasiun Juanda, Stasiun Manggarai, Stasiun Cikini, Stasiun Tebet, Stasiun Tanah Abang, dan Stasiun Sudirman.

"Untuk pengaturan antrean dan pemberangkatan bus akan dibantu oleh personel dari Dinas Perhubungan dan Satpol PP," kata Bima.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo, menambahkan, untuk ketertiban dan kelancaran pembarangkatan bus bantuan, maka akan diberlakukan antrean sebelum menaiki bus. "Bus yang berangkat dari Jalan Mayor Oking juga sudah ditentukan tujuannya ke stasiun mana," katanya.

Eko menjelaskan, antrean menaiki bus akan dibuat kelompok sekitar 100 orang per kelompok, yang kemudian diizinkan menaiki bus. "Setelah 100 orang naik dan penumpang penuh, bus diizinkan jalan. Kemudian, 100 orang dari kelompok berikutnya diizinkan naik ke bus lagi," katanya.

Menurut dia, antrean menuju ke bus juga menerapkan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak sekitar satu meter. "Pengantre yang tidak kebagian bus, ya mengantre ke dalam Stasiun Bogor," katanya.

Pemberangkatan KRL dari Stasiun Bogor setiap Senin pagi, sejak tiga pekan lalu, selalu terjadi antrean sangat panjang, karena tidak seimbang antara jumlah penumpang ke Jakarta sekitar pukul 05.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB dengan kapasitas KRL.

Hal ini terjadi karena PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) masih membatasi jumlah penumpang KRL yakni maksimal 72 orang per gerbong untuk mencegah penulatan Covid-19.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement