Ahad 12 Jul 2020 17:53 WIB

Anies: DKI Catat Rekor Baru dengan 404 Kasus Covid-19

'Hari ini adalah yang tertinggi sejak kita menangani kasus di Jakarta,' kata Anies.

Rep: Amri Amrullah / Red: Ratna Puspita
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Foto: republika/Putra M. Akbar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DKI Jakarta mencatat rekor baru dengan 404 kasus Covid-19 pada Ahad (12/7) hari ini. Angka itu menunjukkan lonjakan kasus Covid-19 tertinggi selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mencapai 404 kasus. 

"Hari Ini, Ahad 13 Juli 2020, Dinas Kesehatan melaporkan angka kasus baru yang muncul di Jakarta dalam seminggu terakhir ini kita tiga kali mencatat rekor baru penambahan harian. Hari ini adalah yang tertinggi sejak kita menangani kasus di Jakarta. Ada 404 kasus baru, tidak boleh dianggap enteng," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan  dalam video pers kepada wartawan, Ahad (12/7).

Baca Juga

Anies mengingatkan warga Jakarta dan warga yang beraktivitas di Jakarta diingatkan untuk kembali menaati protokol kesehatan. Jika tidak maka semua aktivitas kembali dibatasi seperti awal PSBB pada Maret lalu.

"Jangan anggap enteng, jangan anggap ringan, jangan merasa kita sudah terbebas dari wabah Covid-19. Lonjakan ini merupakan peringatan bagi kita semua," kata Anies.

Anies menjelaskan, sebagian besar dari penambahan kasus harian ini adalah karena Pemprov DKI gencar melakukan pendekatan yang disebut sebagai active case finding. Artinya, Pemprov DKI tidak lagi menunggu pasien di fasilitas kesehatan, melainkan Puskesmas mengejar kasus positif di masyarakat. 

Dia menambahkan, Pemprov DKI tidak lagi bersikap pasif, melainkan secara aktif melakukan tracing (pelacakan) dan testing (pengecekan). Selanjutnya, mereka yang ditemukan positif dilakukan disolasi. 

"Saat ini kemampuan tes PCR di Jakarta per minggu itu sudah tiga kali lipat dari standar yang ditetapkan oleh WHO, dan kita akan terus meningkatkan kapasitas testing kita," imbuhnya.

Standar yang ditetapkan WHO, yakni 1.000 testing per satu juta penduduk dengan positivity rate atau mereka yang ditemukan positif di bawah lima persen. Sejak awal Juni lalu, Anies menyatakan, positivity rate dari tes PCR yang dilakukan DKI berkisar 5 persen. 

"Tapi hari ini angka positivity rate itu melonjak menjadi 10,5 persen. Melonjak dua kali lipat ini, adalah satu peringatan bagi kita semua bahwa kita harus lebih waspada lebih disiplin," ungkap Anies. 

Ia memaparkan, pada 4-10 Juni, DKI mengetes 21.197 orang dengan positivity rate 4,4 persen. Pada 11 sampai 17 Juni, sebanyak 27.091 orang dites dan positivity rate sebesar 3,1 persen. 

Periode 18-24 Juni, DKI melakukan tes terhadap 29.873 orang dengan tingkat positif 3,7 persen. Pada 25 Juni sampai 1 Juli, ada 31.085 orang yang dites PCR dan3,9 persen positivity rate.

Terakhir, pada 2-8 Juli, sebanyak ada 34.007 orang dites PCR, positivity rate-nya 4,8 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement