Selasa 14 Jul 2020 06:30 WIB

Minat Urban Farming di Surabaya Meningkat

Pemkot memberi bantuan stimulan kepada warga untuk memaksimalkan tanah pekarangannya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Yuniarto Herlambang mengungkapkan tingginya minat masyarakat Surabaya untuk menjalankan urban farming.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Yuniarto Herlambang mengungkapkan tingginya minat masyarakat Surabaya untuk menjalankan urban farming.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Yuniarto Herlambang mengungkapkan tingginya minat masyarakat Surabaya untuk menjalankan urban farming. Tingginya minat urban farming tersebut, kata dia, terlihat dari banyaknya permintaan bibit tanaman ke kantor DKPP yang berada di Jalan Pagesangan II nomor 56, Surabaya.

Herlambang mengatakan, selama ini pihaknya terus memberikan pendampingan dan bantuan stimulan berupa bibit tanaman kepada warga yang berminat dalam budidaya tanaman melalui metode urban farming. Baik itu berupa tanaman pangan maupun hortikultura.

Baca Juga

"Terkait urban farming, kita memberikan pendampingan dan bantuan stimulan kepada warga masyarakat untuk semakin memaksimalkan tanah pekarangannya, dengan tanaman pangan maupun hortikultura," kata Herlambang di Surabaya, Senin (13/7).

Herlambang juga menyatakan, setiap hari permintaan bibit tanaman ke kantor DKPP selalu ada. Baik itu permintaan bibit perorangan maupun kelompok. Namun, karena keterbatasan jumlah bibit, tidak semua permintaan itu difasilitasi.

"Kalau (permintaan) banyak mungkin kita survei dahulu, apakah cocok lahannya, tapi kalau sedikit pasti kita beri. Permintaan terus meningkat," kata dia.

DKPP Surabaya mencatat, dalam beberapa tahun terakhir, permintaan bibit tanaman terus mengalami kenaikan signifikan. Di 2017, permintaan bibit tanaman mencapai 5 ribu. Kemudian pada 2018 sekitareningkat menjadi 10 ribu. Selanjutnya di 2019 mencapai 100 ribu. Sedangkan di 2020, tepatnya hingga Juli, permintaan bibit sudah mencapai 80 ribu.

"Belum sampai akhir tahun 2020 permintaan bibit sudah sekitar 80 ribu. Yang paling banyak permintaan bibit sayuran dan toga. Meliputi, cabai, tomat, terong, okra. Kalau toga, aneka macam, mulai empon-empon," kata Herlambang.

Herlambang mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, program urban farming sangat cocok diterapkan, khususnya dalam upaya ketahanan pangan. Karenanya, DKPP Surabaya terus berperan aktif untuk mendorong dan membantu masyarakat dalam mengoptimalkan program ketahanan pangan tersebut.

"Jadi kalau memang masyarakat membutuhkan benih atau bibit-bibit kita dukung itu. Permintaan bisa perorangan atau perkelompok. Kita juga lihat permintaannya (jumlah) bibit dengan kondisi di lapangan," kata dia.

Khusus bagi warga Surabaya yang ingin mengajukan bibit tanaman gratis bisa langsung datang ke kantor DKPP. Namun, kata Herlambang, untuk mendapatkan bibit tanaman itu, warga juga harus melengkapi beberapa persyaratan. Seperti mengisi formulir identitas dan formulir kesediaan untuk pemeliharaan tanaman. Selain itu, warga juga harus melengkapi foto kopi identitas diri

"Itu kalau perorangan atau pengajuan bibit tidak dalam jumlah banyak, misal satu orang dengan lima bibit tanaman. Kalau kelompok atau lembaga bisa mengajukan surat permohonan. Biasanya petugas kami akan melakukan monitoring dahulu, kalau kelompok biasanya lebih dari 100 bibit," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement