Rabu 15 Jul 2020 10:58 WIB

NASA Harap Rusia Bergabung untuk Eksplorasi di Bulan

Roscosmos Rusia menganggap program Bulan NASA bersifat politis.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Setelan baju astronaut untuk misi Artemis 2024.
Foto: ap
Setelan baju astronaut untuk misi Artemis 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Administrator Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Jim Bridenstine, mengatakan masih mengharapkan dukungan dari perusahaan antariksa Rusia dalam program bulan Artemis. Kepala ruang angkasa Rusia Roscosmos, Dmitri Rogozin, menolak permintaan program yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) itu.

"Saya memiliki hubungan yang baik dengan Dmitri Rogozin, jadi saya berharap ada peluang bagi kami untuk terus berkolaborasi," kata Bridenstine.

Baca Juga

Bridenstine mengatakan hubungan antara NASA dan Roscosmos tetap solid. Dia menekankan bahwa mitra internasional akan memainkan peran kunci dalam rencana NASA untuk mendaratkan manusia di permukaan bulan pada 2024 dan membangun stasiun ruang angkasa yang mengorbit bulan.

Tapi, Rogozin menyebut program bulan yang digagas AS sebagai proyek politik. Dia menyamakannya penawaran program kerja sama itu dengan NATO, aliansi militer negara-negara Barat yang telah lama dijauhi Rusia.

"Dengan proyek bulan, kami menyaksikan kepergian mitra Amerika dari prinsip-prinsip kerjasama dan saling mendukung yang telah dikembangkan dengan ISS," kata Rogozin menyatakan ketidaktertarikan untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut.

Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, pada Mei mengungkap pakta internasional yang disebut Artemis Accords. Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan yang ada di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Dia pun menyambut perjanjian dengan negara yang sepemikiran untuk membantu membangun keberadaan jangka panjang di bulan di bawah hukum ruang angkasa internasional saat ini.

NASA mengharapkan Rusia untuk memberikan tawarannya untuk membuka pintu untuk Lunar Gateway atau pos terdepan di orbit bulan. Dengan cara itu akan menjadi langkan untuk membangun kerja sama campuran perusahaan swasta dan negara dan bagian penting untuk program Artemis.

Selama dua dasawarsa, hubungan ruang angkasa AS dengan Rusia sebagian besar lepas dari geopolitik di Bumi. NASA mengandalkan Soyuz untuk meluncurkan kendaraan untuk perjalanan ke stasiun ruang angkasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement