Rabu 15 Jul 2020 21:02 WIB

Wisatawan dari Luar Yogyakarta Diminta Tunda Kunjungan

Yogyakarta lebih memprioritaskan kunjungan wisatawan dari warga lokal.

Red: Qommarria Rostanti
Kawasan wisata Titik Nol Kilometer Yogyakarta, DI Yogyakarta.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Kawasan wisata Titik Nol Kilometer Yogyakarta, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta tengah memantapkan berbagai protokol pencegahan Covid-19 di sejumlah destinasi wisata. Salah satunya dengan melakukan uji coba terbatas dan mengimbau rombongan wisatawan umum dari luar daerah untuk menunda kunjungan hingga Agustus.

Yang dimaksud rombongan wisatawan umum adalah rombongan yang berasal dari kelompok yang berbeda-beda di masyarakat. "Dimohon kesabarannya apabila ingin mengunjungi Yogyakarta karena saat ini kami masih dalam tahap uji coba terbatas," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu (15/7).

Sementara itu, untuk rombongan wisatawan keluarga atau berasal dari komunitas yang homogen serta dari dinas tertentu yang terseleksi secara ketat, masih diperbolehkan mengunjungi destinasi wisata di Yogyakarta. Menurut Heroe, Kota Yogyakarta pada saat ini masih masuk dalam tahap kebangkitan "Jogja untuk Jogja". Artinya, Yogyakarta lebih memprioritaskan kunjungan wisatawan dari warga Kota Yogyakarta atau DIY. Terlebih lagi, belum semua destinasi wisata di Yogyakarta kembali dibuka secara penuh.

Sejumlah objek wisata yang saat ini dibuka dan terus dievaluasi di antaranya kawasan Malioboro, Taman Pintar, Taman Sari, Museum Sonobudoyo, dan Keraton Yogyakarta. Seluruh objek wisata tersebut menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19.

Heroe mengatakan di sejumlah media sosial (medsos) sudah ramai dengan promo dari sejumlah biro perjalanan wisata yang menjual paket wisata ke DIY, seperti kunjungan ke pantai dan kemudian ke Malioboro. Masyarakat diminta besabar karena prinsip kehati-hatian sangat penting dilakukan supaya tidak terjadi penularan virus corona. "Pada saatnya nanti, Yogyakarta akan terbuka untuk semua," ujarnya.

Bagi wisatawan dari luar daerah yang datang ke Yogyakarta, meskipun dari rombongan keluarga atau perjalanan dinas, tetap diminta untuk membawa surat keterangan sehat. "Khusus untuk wisatawan dari zona merah atau hitam, diminta membawa hasil rapid test dan dari mancanegara diminta membawa hasil PCR. Itu sesuai arahan Pergub DIY," kata dia.

Bagi wisatawan yang tidak membawa surat keterangan sehat maupun hasil rapid test yang menunjukkan nonreaktif dan PCR negatif tidak akan diperbolehkan turun dari kendaraan. "Atau jika ada wisatawan yang kebetulan dalam perjalanan kemudian sakit, juga tidak diperbolehkan turun dari kendaraan," ujarnya.

Pengecekan surat keterangan sehat tersebut akan dilakukan oleh petugas di tempat khusus parkir (TKP). "Untuk wisatawan rombongan, bisa diwakili oleh tour leader atau kepala keluarga dengan menyampaikan secara lengkap data rombongan, nomor telepon, tempat menginap dan keterangan lainnya," kata dia.

Bagi wisatawan yang datang, diminta mematuhi seluruh protokol pencegahan Covid-19, seperti mengenakan masker, cuci tangan, jaga jarak serta aturan lain yang diberlakukan.

Jika tidak mengenakan masker di tempat umum, bisa dikenai sanksi denda Rp 100 ribu atau kerja sosial. Tujuannya supaya seluruh pihak memiliki kesadaran untuk menjaga agar tidak muncul penularan baru.

Selama masa pandemi yang sudah berjalan sekitar empat bulan, Heroe mengatakan, Yogyakarta mampu mengendalikan kasus positif. Hingga Rabu (15/7) tercatat total kasus positif 42 pasien, sebanyak tiga masih menjalani perawatan, 37 pasien sembuh, dan dua meninggal dunia.

Pengelola Tempat Khusus Parkir Abu Bakar Ali Doni Rulianto mengatakan, sudah mulai ada rombongan wisatawan yang masuk ke Yogyakarta yang datang pada akhir pekan. "Sebagian besar berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada akhir pekan lalu ada 14 bus pariwisata yang masuk," ujarnya.

Dia menyebut, siap menjalankan permintaan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menanyakan surat keterangan sehat dari rombongan wisatawan yang datang. "Sebelumnya, kami hanya memantau wisatawan yang datang sudah pakai masker dan meminta mereka untuk cuci tangan di tempat yang sudah disiapkan,” kata dia.

                               

                           

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement