Kamis 16 Jul 2020 00:36 WIB

IKA UPI Siap Kawal Pembelajaran Digital Jawa Barat

UPI bisa memerankan diri sebagai LPTK yang secara cepat merespons perubahan situasi b

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
 Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) Enggartiasto Lukita.
Foto: Republika/Imas Damayanti
Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) Enggartiasto Lukita.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) Enggartiasto Lukita menyatakan, kesiapannya memfasilitasi UPI dan Pemprov Jabar untuk mengembangkan pembejalaran digital. Kata dia, IKA UPI akan berupaya dalam kegiatan peningkatan kapasitas guru-guru di Jawa Barat. 

Enggartiasto percaya, UPI memiliki kapasitas mumpuni untuk menjadi ujung tombak transformasi pembelajaran di Tanah Air. Karena, situasi pandemi Covid-19 berdampak luas bagi dunia pendidikan, khususnya perubahan cara dan perilaku belajar anak-anak. 

"Perubahan ini harus disikapi dengan cara menyiapkan guru agar mampu menjalankan pembelajaran jarak jauh secara tepat. Harus ada penyederhanaan kurikulum agar lebih sesuai dengan tuntutan kebiasaan baru,” ujar Enggartiasto Lukita saat memberikan sambutan pada webinar “Menjalin Sinergitas Kerjasama dan Hubungan Alumni Dalam Tatanan Normal Baru” yang diselenggarakan Divisi Kerja sama dan Hubungan Alumni UPI, Rabu (15/7).

Enggartiasto pun, tidak memungkiri penyederhanaan kurikulum membutuhkan tahapan panjang dan melibatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai leading sector utama pendidikan di tanah air. Namun, dengan pengalaman panjang sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK), UPI bisa melakukannya secara mandiri dan mengaplikasikannya secara terbatas. 

Apalagi, kata dia, selama ini penyusunan kurikulum nasional tidak pernah lepas dari peran para pakar pendidikan dari UPI. Sebagai catatan, Ketua Pengembang Kurikulum 2013 Said Hamid Hasan merupakan guru besar UPI.

“Jika UPI sudah siap dengan proposal pengembangan pendidikan digital, saya siap mempertemukan langsung dengan Pak Gubernur. Jadi, Jawa Barat bisa menjadi pilot project pengembangan kapasitas guru digital di Indonesia," katanya. 

UPI, kata dia, bisa memerankan diri sebagai LPTK yang secara cepat merespons perubahan situasi belajar selama pandemi. Ia yakin UPI bisa. 

Wakil Rektor Bidang Riset, Kemitraan, dan Usaha UPI Didi Sukyadi menyambut keinginan dan kesiapan IKA UPI untuk berperan aktif dalam pengembangan almamater. Bagi Didi, kolaborasi antara alumni dan almamater adalah keniscayaan. Terlebih banyak hal yang tidak bisa diselesaikan sendiri oleh almamater. 

“UPI sudah jelas membutuhkan alumni. Pemeringkatan nasional, kontrak kerja, unit bisnis, tracer study, sales services, daya serap lulusan, dan lain-lain sangat bergantung pada peran aktif alumni," katanya.

Menurutnya, dalam pemeringkatan QS World University Ranking misalnya, 10 persen di antaranya berasal dari employer reputation yang berarti kiprah alumni UPI di lembaga tempatnya bekerja. "Degan demikian, alumni dan almamater perlu berkolaborasi untuk merumuskan shared vision,” kata Didi. 

Sedang Ketua Majelis Wali manat (MWA) UPI Agum Gumelar menegaskan, setiap alumni memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik almamater. Pada saat yang sama, alumni juga dituntut untuk berkontribusi dengan memerankan diri sebagai katalisator pengembangan universitas. 

“Saya berharap alumni UPI terus menjaga silaturahmi, baik antara alumni dengan alumni maupun alumni dengan almamater," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, inilah tugas IKA UPI untuk menjadi jembatan penghubung silaturahmi antara alumni dan almamater. Dengan demikian, nantinya akan terlihat peran strategis peran alumni UPI. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement