Senin 20 Jul 2020 06:20 WIB

Perbedaan Droplet dan Aerosol dalam Sebarkan Virus

Perlu penelitian lain untuk tahu droplet atau aerosol yang lebih banyak transmisinya.

Red: Dwi Murdaningsih
virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak awal, para ahli kesehatan telah menjelaskan bahwa COVID-19 menular melalui tetesan aerosol pernapasan atau droplet. Namun, belakangan ini mereka menemukan virus itu bisa menular ke banyak orang melalui airbone atau udara.

Para ilmuwan belum tahu mana antara keduanya yang menyebabkan lebih banyak transmisi. Ada dua penelitian yang bisa menggambarkan perbedaan keduanya dalam menyebarkan virus.

Baca Juga

Penelitian pertama yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, seperti dilansir Medical Daily, menyatakan tetesan pernapasan dihembuskan ketika orang menghembuskan napas berukuran lebih besar atau sama dengan 5 mikron (μm).

Sementara aerosol adalah partikel yang lebih kecil, lebih kecil dari 5 μm dan cenderung menguap dengan cepat di udara atau dapat bertahan selama berjam-jam.

Orang dapat mengurangi penularan virus penyebab COVID-19 dari tetesan pernapasan dengan memakai masker dan mempraktikkan jarak sosial serta fisik.

Di sisi lain, untuk transmisi melalui aerosol hanya pelindung wajah yang dapat memberikan perlindungan parsial. Jarak sosial tidak akan cukup karena aerosol dapat menyebar di udara.

Orang dengan COVID-19 dan pembawa asimtomatik dapat menghasilkan tetesan pernapasan dan aerosol. Sayangnya, masih belum ada data yang kuat untuk menentukan mana di antara keduanya menyebabkan lebih banyak transmisi virus corona.

Sementara itu, studi kedua yang diterbitkan Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi membandingkan transmisi tetesan dan aerosol dalam pengaturan lingkungan yang berbeda.

Mereka mengatakan, masih sulit untuk memastikan yang menyebabkan lebih banyak transmisi antara keduanya. Namun, para peneliti menyarankan orang-orang harus mempraktikkan tindakan pencegahan keselamatan di berbagai pengaturan. Pencegahan perlu dilakukan di kabin pesawat terbang, mobil penumpang, pusat perawatan kesehatan dan ruang tertutup lainnya selama pandemi.

Kedua studi menyimpulkan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tetesan pernapasan menyebabkan lebih banyak infeksi daripada aerosol dan sebaliknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement