Kamis 23 Jul 2020 18:57 WIB

BPBD Cianjur Belum Tetapkan Status Siaga Kekeringan

Pemetaan dan pengawasan terkait wilayah rawan bencana kekeringan telah dilakukan

Red: Agung Sasongko
Kekeringan. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Kekeringan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, belum menetapkan status siaga kekeringan karena masih menunggu surat resmi dari BMKG.

Namun pemetaan dan pengawasan terkait wilayah rawan bencana kekeringan telah dilakukan dengan melibatkan Relawan Tangguh Bencana (Retana) yang dibentuk di setiapdesa.

Baca Juga

"Kami memprediksi musim kemarau di Cianjur akan terjadi pada Agustus hingga akhir September, sehingga pemetaan sudah dilakukan di 18 kecamatan dan 132 desa yang rawan terdampak kemarau, pengawasan melibatkan Retana yang ada di masing-masing wilayah rawan dan rentan," kata Kasi Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cianjur, Asep Sudrajat saat dihubungi, Kamis.

Ia menjelaskan hingga akhir Juli, belum ada laporan baik dari kecamatan maupundesa yang mengalami kekeringan atau kesulitan air akibat kemarau. Sedangkan tahun lalu pada bulan yang sama sudah banyak laporan wilayah yang terdampak kekeringan dan krisis air untuk pertanian dan untuk kebutuhan sehari-hari.

"Pada pertengahan Juli 2019, sudah banyak laporan yang masuk dari desa maupun kecamatan terkait daerah yang mengalami kekeringan, namun tahun ini belum ada satupun laporan yang masuk terkait kekeringan," katanya.

Bahkan untuk tahun ini, pihaknya memprediksikan ada penurunan jumlah daerah yang kekeringan karena tahun sebelumnya berbagai upaya telah dilakukan pihak desa dan kecataman bekerja sama dengan dinas terkait di pemkab, untuk membuat embung dan sumur bor sebagai upaya maksimal penanganan kekeringan, sehingga pasokan air untuk warga tetap aman dan tersedia.

"Tahun lalu ada 18 kecamatan dan 132 desa yang terdampak kekeringan, tahun ini diperkirakan jumlahnya akan menurun karena beberapa hari terakhir hujan deras masih turun di sejumlah wilayah di Cianjur, sehingga pasokan air di embung dan sumur bor yang ada masih bertambah," katanya.

Meski siaga kemarau belum ditetapkan, namun pihaknya mengimbau warga dan relawan segera melaporkan jika mendapati wilahnya mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk pertanian atau kebutuhan sehari-hari. Bahkan imbauan untuk siaga dan waspada bencana masih diberikan untuk wilayah rawan bencana longsor dan banjir.

"Kami masih mengimbau warga di wilayah rawan bencana mulai dari utara hingga selatan untuk tetap waspada bencana meskipun musim kemarau sudah masuk, namun pada sebagian wilayah hujan masih turun dengan intensitas sedang dan tinggi," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement