Kamis 06 Aug 2020 13:09 WIB

Industri Mamin Disebut Jadi Andalan Pemulihan Ekonomi Jatim

Mamin jadi salah satu industri yang berkontribusi tinggi terhadap ekonomi Jatim.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Khofifah mengungkapkan, industri makanan dan minuman (Mamin) menjadi salah satu industri yang berkontribusi tinggi terhadap perekonomian di Jawa Timur.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Gubernur Khofifah mengungkapkan, industri makanan dan minuman (Mamin) menjadi salah satu industri yang berkontribusi tinggi terhadap perekonomian di Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengakui tengah mencoba mengenali sektor-sektor industri yang bisa memberikan daya dukung terhadap pertumbuhan ekonomi Jatim, yang tergoncang akibat wabah Covid-19. Menurutnya, proses pemulihan ekonomi Jatim harus diikuti pergerakan dari mulai ekonomi ultra mikro, mikro, kecil, menengah, hingga usaha besar.

Khofifah mengungkapkan, industri makanan dan minuman (Mamin) menjadi salah satu industri yang berkontribusi tinggi terhadap perekonomian di Jawa Timur. Oleh karena itu, dirinya ingin memastikan semuanya tetap berjalan dengan baik meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir. 

Baca Juga

"Ini memang menjadi kekuatan Jawa Timur, Kita ingin memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik, produktivitasnya terjaga, karyawannya terjaga, dan format protokol kesehatan juga terjaga," kata Khofifah di Surabaya, Kamis (6/8).

Khofifah kembali menyampaikan, nilai investasi di Jawa Timur pada smester I 2020 mengalami peningkatan, bahkan berada di atas rata-rata pertumbuhan investasi nasional. Dimana peningkatannya mencapai 59,2 persen (YoY). Indikasi tersebut, kata Khofifah, menandakan para investor masih menaruh kepercayaan untuk menanamkan modalnya di Jawa Timur.

"Artinya bahwa kultur Industri di Jawa Timur ini mendapatkan atensi untuk investasi yang cukup bagus baik PMDN maupun PMA," ujarnya.

Oleh sebab itu, Khofifah meminta semua pihak untuk terus bersinergi dan  berupaya menangani Covid-19, mencegah penyebarannya dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Menurutnya semua itu dilakukan demi menjaga iklim investasi yang sudah cukup baik dan memulihkan perekonomian di Jawa Timur. 

"Semuanya harus berseiring, suasana yang kondusif harus kita bangun, bagaimana kita juga bisa membangun good corporate governance dan hari ini seluruhnya harus berseiring dengan menjaga protokol Kesehatan," kata dia.

Pandemi Covid-19 memang sangat mengguncang perekonomian Jatim. Dimana berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, ekonomi di wilayah setempat pada triwulan II 2020 terkontraksi 5,90 persen dibandingkan kuartal II 2019 (year on year/yoy). Dadang melanjutkan, jika dibandingkan kuartal I 2020 (Q to Q), perekonomian Jawa Timur kuartal II 2020 juga mengalami kontraksi sebesar 5,45 persen. 

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengungkapkan, dari sisi produksi, kontraksi tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 34,54 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, kontraksi tertinggi terjadi pada Ekspor Luar Negeri sebesar 18,70 persen. Kemudian diikuti Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 7,55 persen, dan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,79 persen.

"Adapun pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi yang tumbuh 10,39 persen," ujar Dadang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement