Jumat 14 Aug 2020 10:36 WIB

Ibarat Komputer, Perekonomian Semua Negara Sedang Hang

Presiden harap Indonesia ambil peluang kejar ketertinggalan ekonomi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka pidato sidang tahunannya di depan anggota parlemen dengan menjelaskan kondisi perekonomian global yang terpukul pandemi Covid-19. Presiden mengingatkan, pandemi Covid-19 melanda 215 negara, dengan 20 juta kasus yang tercatat di seluruh dunia serta 737 ribu korban jiwa.

Kondisi tersebut, ujar Presiden, membuat banyak negara akhirnya mengalami kemunduran ekonomi. Keadaan ini pun tak memandang status perekonomian, baik negara miskin, berkembang, atau maju, semuanya ikut terdampak pandemi. Tak terkecuali Indonesia, yang pada kuartal II 2020 ini mengalami kontraksi ekonomi sampai minus 5,32 persen.

Baca Juga

"Ibarat komputer, perekonomian semua negara saat ini sedang macet, sedang hang. Semua negara harus menjalani proses mati komputer sesaat, harus melakukan re-start, harus melakukan re-booting. Semua negara mempunyai kesempatan men-setting ulang semua sistemnya," jelas Presiden Jokowi dalam pidato sidang tahunan MPR, Jumat (14/8).

Presiden menambahkan, negara-negara dengan nilai ekonomi besar dunia bahkan mengalami kontraksi hingga 17-20 persen. Namun di balik anjloknya kinerja ekonomi banyak negara ini, Jokowi justru melihat Indonesia memiliki peluang untuk mengejar ketertinggalannya selama ini. Indonesia, ujarnya, saat ini harus bisa segera bangkit dan mengejar ekonomi negara-negara maju yang saat ini sedang menurun.

"Kemunduran banyak negara besar ini bisa menjadi peluang dan

momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan," kata Presiden.

Presiden juga mengaku menyambut hangat para tokoh ulama, pemuka agaram, dan tokoh budaya untuk menjadikan momentum musibah ini sebagai kebangkitan dan membuat lompatan besar. Momentum ini, ujarnya, menjadi peluang bagi Indonesia untuk melakukan transformasi di bidang ekonomi, hukum, dan banyak hal lain.

"Saatnya kita bajak momentum krisis untuk melakukan lompatan-lompatan besar. Pada usia ke-75 tahun ini, kita telah menjadi negara Upper Middle Income Country. 25 tahun lagi, pada usia seabad Republik Indonesia, kita harus mencapai kemajuan yang besar, menjadikan Indonesia Negara Maju," ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement