Sabtu 22 Aug 2020 05:00 WIB

Sejumlah Dokter di Subulussalam Terima Ancaman Pembunuhan

Ancaman itu datang dari sejumlah pengguna media sosial.

Red: Andi Nur Aminah
Dokter di Aceh menerima sejumlah ancaman pembunuhan melalui media sosial. Foto ilustrasi dokter
Foto: istimewa
Dokter di Aceh menerima sejumlah ancaman pembunuhan melalui media sosial. Foto ilustrasi dokter

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Sejumlah dokter dan perawat yang bertugas di Kota Subulussalam, Aceh, sejak beberapa hari terakhir mendapatkan intimidasi dan ancaman pembunuhan. Ancaman itu datang dari sejumlah pengguna media sosial terkait meningkatnya jumlah warga yang positif Covid-19 di daerah ini.

“Ancaman dan intimidasi tersebut diduga dilakukan melalui jaringan media sosial oleh sejumlah pengguna akun, termasuk ada upaya melakukan bullying kepada paramedis,” kata Kapolres Kota Subulusaalam AKBP Qori Wicaksono yang dihubungi dari Meulaboh, Jumat (21/8).

Baca Juga

Guna menghindari hal yang tidak diinginkan, kapolres Subulussalam mengatakan, pihaknya melakukan antisipasi dengan berbagai cara. Seperti menempatkan petugas kepolisian di beberapa lokasi, termasuk di sarana layanan kesehatan.

Hal ini dimaksudkan agar paramedis yang bertugas agar lebih nyaman dan tidak dalam keadaan was-was atau pun khawatir.

Ia juga mengakui pihaknya juga sudah mendapatkan surat pemberitahuan yang dilayangkan oleh organisasi profesi dokter di Subulussalam terkait upaya intimidasi, ancaman maupun dugaan ujaran kebencian melalui media sosial kepada para dokter.

“Kalau laporan secara resmi belum ada, sejauh ini baru sebatas surat pemberitahuan saja dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Subulussalam,” kata Kapolres Qori Wicaksono.

Meski pun demikian, kapolres mengimbau kepada masyarakat di daerah ini agar tidak melakukan tindakan pengancaman termasuk ujaran kebencian melalui media sosial. Karena tindakan tersebut dapat merupakan bentuk tindak pidana, dan pelakunya bisa dipidana.

“Kami imbau masyarakat agar tidak lagi melakukan tindakan pengancaman, karena pelakunya bisa dipinda,” kata AKBP Qori Wicaksono.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement