Jumat 04 Sep 2020 13:57 WIB

Wahdah Islamiyah Kutuk Penistaan Alquran

Umat Islam diminta idak melakukan kekerasan terkait penistaan Alquran.

Red: Ani Nursalikah
Wahdah Islamiyah Kutuk Penistaan Alquran. Ketua Umum Wahdah Islamiyah Zaitun Rasmin
Foto: Darmawan / Republika
Wahdah Islamiyah Kutuk Penistaan Alquran. Ketua Umum Wahdah Islamiyah Zaitun Rasmin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ormas Wahdah Islamiyah mengutuk penistaan Alquran di kawasan Skandinavia (Denmark, Swedia, dan Norwegia) karena menggambarkan kebencian kepada Muslimin.

"Mengutuk keras aksi yang tidak beradab berupa penistaan Alquran dan Islam yang diekspresikan dengan kebencian," kata Ketua Umum Wahdah Islamiyah Zaitun Rasmin kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/9).

Baca Juga

Ia mengimbau umat Islam mempersiapkan segala kemungkinan atas dampak dari aksi penistaan tersebut. Seiring dengan itu, dia mengajak umat Islam menahan diri agar menunjukkan akhlak yang baik dan tidak melakukan tindakan kekerasan sembari menyerukan protes terhadap penistaan agama.

Wahdah Islamiyah juga menuntut pemerintah Indonesia melakukan tindakan tegas melalui jalur diplomatik lewat para duta besar tiga negara tersebut yang berada di Indonesia. Bagi umat Islam di Indonesia, agar tidak ikut memperkeruh suasana dengan mengembangkan narasi pembelaan terhadap penistaan Alquran karena dapat memecah belah kesatuan Muslimin.

photo
Pembakaran alquran di Malmo, Swedia memicu terjadinya kerusuhan. - (EPA)

Melalui momentum insiden di Skandinavia, Zaitun mengingatkan umat Islam meningkatkan semangat mencintai Alquran dengan menggiatkan semua amal usaha pembelajaran kitab suci Muslimin tersebut. Ia juga menyerukan umat Islam semakin gencar mendakwahkan kemuliaan Islam dan Alquran seluas mungkin kepada umat manusia dengan berbagai fasilitas informasi dan komunikasi yang ada.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement