Ahad 06 Sep 2020 13:48 WIB

Padi Jadi Andalan Indramayu

Indramayu merupakan sentra utama padi bersama 88 kabupaten lain.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan panen padi di Desa Karang Tumaritis, Kecamatan Hautgeulis, Kabupaten Indramayu, Sabtu (5/9).
Foto: Dok Kementan
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan panen padi di Desa Karang Tumaritis, Kecamatan Hautgeulis, Kabupaten Indramayu, Sabtu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat, menyebutkan, lahan sawah di Indramayu seluas 117.686 hektare. Pertanian padi merupakan komoditas unggulan Kabupaten Indramayu.

Adapun tingkat produksi padi Kabupaten Indramayu dalam lima tahun terakhir rata-rata 1,5 juta ton gabah kering. Selain memenuhi kebutuhan lokal, beras dari Indramayu juga dikirimkan ke berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga

"Alhamdulillah Kabupaten Indramayu mendapat peringkat pertama nasional sebagai produsen beras tahun 2019," kata Taufik dalam acara panen padi di Desa Karang Tumaritis, Kecamatan Hautgeulis, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (5/9).

Dalam acara itu, Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan untuk Kabupaten Indramayu senilai Rp 19,2 miliar. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengatakan, Kementan tidak hanya menyalurkan bantuan fisik untuk Indramayu. Namun, untuk lebih meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani, kini sedang diperkuat kelembagaan petani sehingga kelompok tani dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) bersatu membentuk korporasi.

"Petani padi di Indramayu sudah tanam IP200 bahkan ada yang IP300, sebagai sentra utama padi bersama 88 kabupaten lainnya. Ini sudah terbentuk satu korporasi petani padi sebagai kesatuan klaster pada 150 kelompok tani di lima kecamatan," kata Suwandi.

Menurut Suwandi, manfaat korporasi itu untuk melindungi dan memberdayakan petani karena ada kepastian pasokan sarana produksi, mekanisasi, modal dari KUR klaster dengan korporasi sebagai off-taker, ada asuransi, maupan kepastian pasar dan harganya. Dengan demikian, petani tidak lagi menjual gabah, tetapi beras satu pintu korporasi.

"Kami berharap model korporasi ini direplikasi di daerah daerah lain. Ke depan kita tak hanya swasembada tapi juga perlebar ekspor pangan," kata Suwandi. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement