Rabu 09 Sep 2020 09:53 WIB

Cilacap Optimistis Surplus Beras

Luasan tanam Kabupaten Cilacap pada MT I 2020 seluas 50 ribu hektare.

Red: Friska Yolandha
Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, optimistis wilayahnya tetap surplus produksi beras pada 2020 meskipun mengalami penurunan. Penurunan baru-baru ini karena adanya pengeringan jaringan irigasi.
Foto: ANTARA/Jojon
Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, optimistis wilayahnya tetap surplus produksi beras pada 2020 meskipun mengalami penurunan. Penurunan baru-baru ini karena adanya pengeringan jaringan irigasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, optimistis wilayahnya tetap surplus produksi beras pada 2020 meskipun mengalami penurunan. Penurunan baru-baru ini karena adanya pengeringan jaringan irigasi.

"Alhamdulillah, pada tahun 2019, surplus beras di Kabupaten Cilacap masuk 10 besar nasional dan urutan ketiga di Jawa Tengah, dengan kondisi (saat itu) ada pengeringan saluran irigasi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Supriyanto di Cilacap, Jateng, Rabu (9/9).

Kendati diperkirakan ada penurunan, dia mengaku optimistis surplus beras di Kabupaten Cilacap tahun 2020 masih berada di angka 275 ribu hingga 300 ribuan ton.

"Biasanya, surplusnya di angka 350 ribu sampai 370 ribu ton, tetapi karena kondisi ada pengeringan dan hujan juga belum menentu, kami belum berani pasang target surplus di atas angka 350 ribu ton," katanya.

Terkait dengan hal itu, Supriyanto mengharapkan petani di Kabupaten Cilacap sudah bisa mulai tanam padi untuk musim tanam pertama (MT I) tahun 2020. Pasalnya, pada 16 September, jaringan induk daerah irigasi Serayu dibuka.

Akan tetapi, dia tidak yakin jika area persawahan di daerah irigasi Serayu sudah basah seluruhnya dalam satu pekan. Karena, pola pengaliran dilakukan bertahap, tidak langsung dibuka secara penuh, sehingga diperkirakan lahan sawah akan basah semua pada Oktober.

"Kalau ada hujan lebih awal, ya kami optimistis (bisa tanam pada Oktober)," katanya.

Ia mengatakan jika sudah ada hujan, luasan tanaman padi di Kabupaten Cilacap pada MT I 2020 diprakirakan mencapai lebih dari 50.000 hektare. Jika ternyata sampai Desember belum ada hujan, kata dia, hanya area persawahan di wilayah timur Kabupaten Cilacap yang bisa diandalkan untuk ditanami padi karena wilayah barat belum bisa tanam.

"Di wilayah timur, untuk sawah yang menggunakan irigasi teknis berkisar 13.000-14.000 hektare, sedang sawah yang tadah hujan sekitar 5.600 hektare," katanya.

Terkait dengan pemanfaatan lahan pada musim kemarau, dia mengatakan pihaknya juga mengusahakan untuk dilakukan penanaman kedelai di wilayah Kecamatan Gandrungmangu, Sidareja, Kedungreja, Patimuan, Sampang, dan beberapa desa di Kecamatan Maos. Bahkan, sebagian petani di Gandrungmangu, Sidareja, Kedungreja, dan Patimuan juga menanam kacang hijau

Sementara di Desa Kalikudi dan Doplang, Kecamatan Adipala, ada budi daya semangka dengan memanfaatkan lahan sekitar 30 hektare.

"Di Kalikudi dan Doplang juga ada yang mencoba budi daya bawang merah dengan total luasan sekitar 1 hektare, tapi berpencar. Kalau di Desa Bunton, Adipala, malah banyak," jelas Supriyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement