Jumat 11 Sep 2020 17:18 WIB

Studi: Bakteri Feses Bisa Jadi Indikator Sakit Jantung

Penelitian sebut bakteri yang di dalam feses membantu prediksi sakit kardiovaskular.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Penelitian sebut bakteri yang di dalam feses membantu prediksi sakit kardiovaskular (Foto: ilustrasi jantung)
Foto: Pxhere
Penelitian sebut bakteri yang di dalam feses membantu prediksi sakit kardiovaskular (Foto: ilustrasi jantung)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, dan menurut WHO deteksi dini adalah cara terbaik untuk mencegah kematian akibat kardiovaskular. Kini ada cara baru untuk mengidentifikasi apakah jantung Anda baik-baik saja atau bermasalah.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Hypertension menggunakan bakteri yang ada dalam feses untuk membantu memprediksi penyakit kardiovaskular. Untuk studi ini, peneliti menggunakan data dari American Gut Project dan menganalisa komposisi mikroba dari hampir seribu sampel feses. Sekitar 500 orang dari peserta memiliki setidaknya satu penyakit kardiovaskular.

Baca Juga

Dengan membandingkan sampel feses, peneliti mengidentifikasi bahwa orang dengan kardiovaskular memiliki bakteri jahat yang lebih banyak. Peneliti berharap bakteri ini dapat membantu mengindikasikan atau memprediksi penyakit jantung.

Bakteri yang melimpah pada orang dengan kardiovaskular antara lain bacteroides, subdoligranulum, clostridium, megasphaera, eubacterium, veillonella, acidaminococcus, listeria. Sementara bakteri yang terdapat peserta sehat yang tidak memiliki penyakit kardiovaskular adalah faecalibacterium, ruminococcus, proteus, lachnospira, brevundimonas, alistipes dan neisseria.

Mengapa kardiovaskular bisa ditinjau dari bakteri? Alasannya karena mikrobiota usus juga memiliki peran penting dalam tubuh yaitu fungsi kekebalan, kesehatan mental, pencernaan, dan memengaruhi kesehatan jantung. 

Studi terbaru menunjukkan perubahan mikrobiota usus dapat menyebabkan risiko penyakit kardiovaskular, seperti aterosklerosis, hipertensi, dan gagal jantung.

"Mikrobiota usus memiliki efek besar pada fungsi kardiovaskular, dan ini bisa menjadi strategi baru yang potensial untuk evaluasi kesehatan kardiovaskular," kata direktur studi Bina Joe seperti dilansir Mind Body Green, Jumat (10/9).

Mikrobiota usus terdiri dari jutaan mikroorganisme, ada yang baik dan jahat. Setiap orang memiliki jumlah dan jenis bakteri yang berbeda-beda.

"Terlepas dari kenyataan bahwa mikrobiota usus sangat bervariasi di antara individu, kami terkejut dengan tingkat akurasi yang menjanjikan yang diperoleh dari hasil awal ini," kata Joe.

Hasil studi ini membuat para ahli yakin bahwa suatu hari dokter akan bisa memprediksi penyakit kardiovaskular hanya dengan menggunakan sampel feses. Sementara itu, olahraga, pola makan yang sehat, manajemen stres, serta tidur yang cukup dapat meningkatkan kesehatan usus dan jantung.

Gumanti Awaliyah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement