Sabtu 12 Sep 2020 17:28 WIB

Nadiem: Banyak Anak Berkebutuhan Khusus Diperlakukan Salah

Anak dengan kebutuhan khusus dalam belajar seringkali tidak teridentifikasi.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang anak berkebutuhan khusus mengikuti kelas terapi motorik  (ilustrasi)
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Seorang anak berkebutuhan khusus mengikuti kelas terapi motorik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan salah satu masalah kebanyakan negara berkembang adalah tidak tertanganinya dengan baik anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi. Nadiem mengatakan sering kali anak dengan kebutuhan khusus dalam belajar (learning disability) tidak teridentifikasi.

"Jumlah besar anak dengan kebutuhan khusus masih diberi label yang salah, atau salah diagnosis, seperti anak yang bermasalah, atau anak yang lambat menangkap pelajaran. Mereka tidak diidentifikasi dengan baik," kata Nadiem, dalam Global Education Monitoring Report 2020, disiarkan di Youtube Kemendikbud, Jumat (11/9).

Baca Juga

Menurutnya, satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhan anak tersebut adalah dengan menyiapkan guru. Guru harus tahu bagaimana menangani anak dengan kebutuhan khusus di kelas inklusi, sehingga dia dapat belajar sesuai dengan kemampuannya.

Nadiem beranggapan, sebanyak apapun sekolah untuk anak berkebutuhan khusus tidak akan cukup memenuhi kebutuhan anak-anak ini. Oleh karena itu, memberi pembekalan yang tepat kepada guru di sekolah inklusi harus dilakukan.

"Ketika guru menjadi guru, mereka punya kemampuan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Guru di setiap sekolah harus dipersiapkan agar mampu membantu anak dengan kebutuhan khusus di sekolahnya," kata dia lagi.

Lebih lanjut, ia mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah menyiapkan panduan untuk mencatat anak dengan berkebutuhan khusus di seluruh Indonesia. Sebab, ini adalah masalah besar dan harus segera bisa diselesaikan.

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَانُوْٓا اَشَدَّ مِنْكُمْ قُوَّةً وَّاَكْثَرَ اَمْوَالًا وَّاَوْلَادًاۗ فَاسْتَمْتَعُوْا بِخَلَاقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُمْ بِخَلَاقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ بِخَلَاقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِيْ خَاضُوْاۗ اُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
(keadaan kamu kaum munafik dan musyrikin) seperti orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anaknya. Maka mereka telah menikmati bagiannya, dan kamu telah menikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal-hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat. Mereka itulah orang-orang yang rugi.

(QS. At-Taubah ayat 69)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement