Sabtu 19 Sep 2020 06:52 WIB

Kemendikbud Tegaskan Pelajaran Sejarah tidak Dihapus

Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sehingga menjadi bagian kurikulum.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Totok Suprayitno.
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud, Totok Suprayitno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno menegaskan, pelajaran sejarah tetap akan ada di dalam kurikulum. Penyederhanaan kurikulum yang dilakukan pihaknya saat ini masih tahapan awal karena membutuhkan proses pembahasan yang panjang.

"Rencana penyederhanaan kurikulum masih berada dalam tahap kajian akademis," kata Totok, dalam keterangannya, Jumat (18/9).

Totok menjelaskan, pelajaran sejarah tetap akan diajarkan dan diterapkan di setiap generasi. Dia menegaskan, Kemendikbud mengutamakan sejarah sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan perjalanan hidup bangsa Indonesia baik saat ini atau yang akan datang.

"Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi bagian kurikulum pendidikan. Nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah merupakan salah satu kunci pengembangan karakter bangsa," kata dia lagi.

Lebih lanjut, Dia mengungkapkan, penggodokan penyederhanaan kurikulum dilakukan dengan prinsip kehati-hatian serta akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Kemendikbud mengharapkan, masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, seperti organisasi, pakar, dan pengamat.

Kemendikbud pada dasarnya terus mengkaji rencana penyederhanaan kurikulum pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kajian yang dilakukan tersebut memperhatikan berbagai hasil evaluasi implementasi kurikulum, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat, serta perubahan paradigma keragaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement