Sabtu 19 Sep 2020 08:26 WIB

Basmalah Sebagai Simbol Konsekrasi (3)

Mengingat dan menyebut nama Allah SWT merupakan salah satu bentuk pemuliaan diri-Nya

Red: A.Syalaby Ichsan
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar berpose saat wawancara khusus bersama Republika di ruangannya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (28/7). Dalam wawancara tersebut membahas tentang progres renovasi Masjid Istiqlal.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar berpose saat wawancara khusus bersama Republika di ruangannya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (28/7). Dalam wawancara tersebut membahas tentang progres renovasi Masjid Istiqlal.

Oleh Prof KH Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal)

REPUBLIKA.CO.ID, Lafaz basmalah juga menjadi faktor halal atau haramnya sebuah sembelihan bina tang. Allah SWT mengha ram kan untuk memakan binatang yang tidak menyebut basmalah ketika menyembelihnya, sebagai mana ditegaskan dalam ayat: Maka makanlah binatangbinatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat- Nya (QS al-An'am/6:118). Ini dipertegas lagi dengan ayat lainnya.

"Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur. "(QS al-Hajj/22:36).

Mengingat dan menyebut nama Allah SWT merupakan salah satu bentuk pemuliaan diri-Nya sebagaimana disebutkan dalam ayat: Mahaagung nama Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan karunia (QS ar-Rahman/55:78). Pemberkahan bisa terjadi dengan menyebutkan atau mengingat diri- Nya atau mengenang sifat-sifat kemuliaan-Nya. Disarankan kepada orang menghadapi persoalan atau kesulitan hidup untuk senantiasa menyebut dan memanggil nama- Nya, seperti dikemukakan dalam ayat, "Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada- Nya dengan penuh ketekunan" (QS al-Muzammil/73:7-8).

Orang-orang yang selalu mengingat dan menyebut nama Allah SWT dalam berbagai kesulitan akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT, sebagaimana diisyarat kan dalam ayat: Sesungguhnya beruntunglah orang yang member sihkan diri (dengan beriman). Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang (QS al-A'la/87-14-15).

Dalam ayat lain ditegaskan: Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Mahabesar (QS al-Wa qiah/56:74). Sucikanlah nama Tuhanmu yang Mahatinggi (QS al- A'la/87:1). Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (QS al- A'raf/7:55).

Kita tidak boleh lupa bahwa ayat yang paling pertama Allah SWT turunkan ialah perintah untuk membaca dan menyebut nama-Nya: Iqra' bi ismi Rabbik alladzi khalaq (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (QS al- 'Alaq/96:1). Tentu bukan sakedar menyebut dan memanggil nama Allah SWT, melainkan bagaimana menghadir kan yang punya nama di dalam benak kita pada saat menye but nama-Nya. Dengan demikian, kita akan meraih keberkahan ganda manakala bisa kita melakukan hal yang demikian. ■

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement