Rabu 23 Sep 2020 13:58 WIB

Nadiem Makarim: PAUD Kunci Pembangunan SDM Sepanjang Hayat

Usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang anak.

Red: Gita Amanda
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Anwar Makarim mengatakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan kunci pembangunan sumber daya manusia (SDM) sepanjang hayat. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Anwar Makarim mengatakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan kunci pembangunan sumber daya manusia (SDM) sepanjang hayat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Anwar Makarim mengatakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan kunci pembangunan sumber daya manusia (SDM) sepanjang hayat.

"Usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang anak, investasi pada usia dini merupakan investasi bernilai paling tinggi," kata dia saat diskusi daring tentang komitmen konvergensi cegah kekerdilan (stunting) melalui peningkatan layanan Paud di Jakarta, Rabu (23/9).

Baca Juga

Ia mengatakan tumbuh kembang seorang anak pada usia dini menentukan bagaimana kehidupan mereka selanjutnya. Secara khusus, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menempatkan penanggulangan stunting sebagai salah satu program.

Pada jenjang PAUD, Kemendikbud mendorong terciptanya Paud holistik integrasi. Upaya tersebut diharapkan dapat menekan atau menurunkan prevalensi stunting di Tanah Air. Selain itu, upaya lain yang dilakukan Kemendikbud ialah meningkatkan kualitas dan kompetensi para tenaga pendidik Paud di Tanah Air.

"Guru PAUD harus sensitif gizi selain harus mampu mendorong stimulasi baik terkait pola makan, asuh maupun sanitasi," kata pendiri Gojek tersebut.

Secara umum, Nadiem mengatakan persoalan stunting tidak hanya menyangkut aspek kesehatan dan gizi buruk saja namun juga mengenai kemanusiaan yang membutuhkan komitmen bersama. Upaya membangun SDM yang unggul memang tidak mudah karena harus melibatkan banyak pihak dari tingkat pusat hingga ke daerah, ujar dia.

Apalagi, Presiden Jokowi telah menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen pada 2024. Saat ini angka prevalensi stunting Indonesia masih tergolong tinggi yakni 27,67 persen. "Saya percaya dengan bergotong royong kita bisa menyiapkan manusia-manusia yang unggul," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement