Rabu 23 Sep 2020 20:18 WIB

Industri Makanan Minuman Bisa Jadi Penyelamat Hadapi Resesi

Saat resesi, kondisi manufaktur pasti mengalami degradasi yang sangat besar.

Red: Dwi Murdaningsih
Industri makanan (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Industri makanan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Program Magister Administrasi Publik Universitas Nasional Rusman Ghazali menyampaikan  industri makanan dan minuman bisa menjadi penolong saat ekonomi Indonesia menghadapi resesi. Saat resesi, kondisi manufaktur pasti mengalami degradasi yang sangat besar.

"Yang bisa menolong adalah industri makanan dan minuman,"kata Rusman pada seminar web bertajuk Strategi Menyelamatkan Industri Manufaktur di tengah Kondisi Pandemi COVID-19, Rabu (23/9).

Baca Juga

Rusman menyampaikan saat ini pemerintah telah memiliki skema kebijakan dalam menghadapi pandemi COVID-19. Menurut dia, saat ini yang harus ditopang pondasinya adalah industri pengolahan yang memang basisnya adalah kebutuhan pokok sehari-hari.

Data Kementerian Perindustrian menyebutkan industri makanan dan minuman berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan industri manufaktur nasional, yakni mencapai 21,46 persen.

Rusman menambahkan bahwa akibat pandemi COVID-19, berbagai sektor usaha mengalami perlambatan. Sektor perdagangan, konstruksi, dan pariwisata melambat karena pergerakan orang dan barang yang terhenti.

"Lebih jauh, sektor yang terpukul oleh dampak pandemi yakni industri otomotif, logam, kabel, dan peralatan listrik, semen, keramik, kaca, karet, mesin, alat berat, elektronika, tekstil, serta mebel dan kerajinan," ucap dia.

Adapun sektor yang mengalami pertumbuhan positif yakni jasa keuangan, asuransi, dan komunikasi, serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement