Selasa 29 Sep 2020 16:38 WIB

Potensi Tsunami, Pemkab Sukabumi Tingkatkan Kewaspadaan

Pemkab berupaya memberi pemahaman, dan pelatihan kemudian membuat jalur evakuasi

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Warga kabupaten Sukabumi diminta meningkatkan kewaspadaannya terkait laporan riset ITB yang menunjukkan kemungkinan potensi tsunami di wilayah tersebut. (Ilustrasi) Warga mengamati proses evakuasi akibat banjir bandang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Foto: Thoudy Badai/Republika
Warga kabupaten Sukabumi diminta meningkatkan kewaspadaannya terkait laporan riset ITB yang menunjukkan kemungkinan potensi tsunami di wilayah tersebut. (Ilustrasi) Warga mengamati proses evakuasi akibat banjir bandang di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Pemerintah Kabupaten Sukabumi meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi gempa yang berdampak pada tsunami di selatan Jawa Barat. Hal ini menyikapi hasil riset tsunami dan megathrust ITB di selatan Jawa.

Dalam permodelan dan perhitungannya, bila terjadi gempa bersusulan di beberapa titik di Jabar akan terjadi tsunami setinggi 20 meter. "Terkait riset ITB kita ambil hikmahnya dari setiap penelitian belum ada yang terbukti hari pasti kejadiannya," ujar Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Sukabumi Raden Gani Muhammad kepada wartawan, Selasa (29/9).

Di mana warga harus meningkatkan kewaspadaan apalagi ada fakta bahwa tsunamu pernah ada di wilayah pantai selatan. Selain meningkatkan kewaspadaan kata Gani, warga untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan karena semuanya kembali kepada yang maha kuasa. Intinya silahkan melakukan penelitian tapi tidak ada yang bisa menggaransi kapan terjadinya. "Upaya waspada harus disuarakan, namun ketika hasil riset tsunami keluar yang terjadi banjir bandang di Sukabumi," kata Gani. 

Di sisi lain menyikapi adanya isu warga menjual tanah karena hasil riset ITB pemerintah harus berdasarkan bukti ketika ada informasi harus ada pendalaman. Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Maman Sulaeman mengatakan, berdasarkan hasil kajian ITB potensi tsunami ada. Di mana megatrust menyebabkan patahan dan gempa yang menimbulkan tsunami.

"Kita punya alat earley warning system (EWS) namun pemeeliharaan cukup mahal dan beberapa titik ada kerusakan harapannya bisa berfungsi lagi," kata Maman. Namun yang penting bukan EWS melainkan ada kearifan lokal dengan kentongan misalnya yang lebih efektif bagi warga yang ada di pantai selatan.

Harapanya lanjut Maman, warga mempunyai kentongan dan begitu terjadi gempa di atas magnitudo 6 kentongan berbunyi. Selanjutnya warga diarahkan ke jalur evakuasi. Pemkab sambung Maman, sedang upayakan mengurangi resiko bencana ketika terjadi gempa. Salah satunya edukasi, pemahaman, dan pelatihan kemudian membuat jalur evakuasi disiapkan pemerintah. Ia mengakui potensi tsunami berdasarkan letak geografis mulai Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Ciemas, Ciracap, dan Tegalbuleud.

Saat ini ungkap Maman, BPBD masih mengecek EWS apakah masih jaman dan mana yang diperbaiki harus diperbaiki. "Harapannya warga jangan panik karena belum tahu kapan terjadi dan harus meningkatkan kewaspadaan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement