Selasa 06 Oct 2020 18:31 WIB

Lelang SUN Lampaui Target, Kemenkeu: Investor Masih Percaya

Penawaran yang masuk untuk enam SUN yang dilelang capai Rp 49,47 triliun.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Lelang Surat Utang Negara (SUN).
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Lelang Surat Utang Negara (SUN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, penawaran lelang untuk enam Surat Utang Negara (SUN) yang dilakukan pada Selasa (6/10) mencapai Rp 49,47 triliun. Jumlah ini melampaui target lelang pemerintah yang sebesar Rp 20 triliun.

Plt Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, salah satu catatan positif pada lelang kali ini adalah adanya kenaikan minat investor untuk tenor  jangka panjang. "Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan incoming bids, khususnya untuk tenor 10 dan 28 tahun," tuturnya, dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Selasa (6/10).

Baca Juga

Dari catatan Kemenkeu, SUN seri FR0087 yang jatuh tempo pada 15 Februari 2031 ditawar hingga Rp 15,43 triliun pada lelang hari ini. Sedangkan, pada lelang dua pekan lalu, nilainya hanya Rp 12,79 triliun.

Sementara itu, SUN seri FR0076 dengan tenor 28 tahun mendapatkan incoming bids sebesar Rp 4,90 triliun atau naik 25 persen dari lelang dua pekan lalu, yaitu Rp 3,91 triliun.

Deni mengatakan, peningkatan jumlah penawaran yang masuk menunjukkan terjaganya kepercayaan pasar terhadap instrumen Surat Berharga Negara (SBN). "Serta didukung dengan kondisi pasar global dan domestik yang semakin kondusif," ucapnya.

Selain incoming bids yang naik, Deni mengatakan, catatan positif lain juga diberikan terhadap partisipasi investor asing. Kali ini, keterlibatan mereka lebih baik dibandingkan lelang SUN sebelumnya.

Pada lelang terbaru, persentase bids asing sebesar 15,2 persen dari total bids yang masuk, meningkat dibandingkan persentase pada lelang sebelumnya, 11,2 persen. “Peningkatan ini terjadi hampir di semua seri SUN yang dilelang,” kata Deni.

Dari total penawaran yang masuk, pemerintah memutuskan menyerap permintaan sebesar Rp 26,10 triliun. Langkah ini dengan mempertimbangkan rencana kebutuhan pembiayaan sampai dengan akhir tahun, termasuk untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Deni menyebutkan, keputusan tersebut juga mempertimbangkan yield/imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder.

Pada kuartal keempat, pemerintah menargetkan pembiayaan melalui lelang SBN dapat mencapai Rp 212,9 triliun dengan jumlah lelang sebanyak sembilan kali. Deni mengatakan, pemerintah optimistis dapat mencapai target tersebut.

Keyakinan itu juga didukung oleh komitmen Bank Indonesia (BI) untuk terus menjaga stabilitas pasar SBN. "Termasuk bertindak sebagai last resort pada penerbitan SBN di pasar perdana," ucap Deni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement